Memahami sikap yang mendatangkan cinta Allah SWT bagi kaum muslimah merupakan kunci penting dalam menjalani kehidupan yang penuh berkah. Artikel ini mengupas tuntas bagaimana seorang perempuan muslim dapat meraih kasih sayang ilahi melalui berbagai sikap dan amalan, serta menyertakan dalil-dalil syar’i yang menguatkannya. Muslimah digambarkan sebagai perhiasan dunia yang nilainya melampaui bidadari surga, namun untuk mencapai derajat tersebut, diperlukan perjuangan dan istiqomah dalam menjalankan kewajiban. Menjadi muslimah sejati atau perempuan salehah berarti memenuhi segala amanah sebagai anak, istri, ibu, dan dalam peran lainnya, semata-mata demi meraih ridha Allah SWT.
8 Sikap Muslimah Pengundang Cinta Allah: Wajib Tahu!
Sebagai panduan, ayat suci Al-Qur’an dalam Surat Al-Ahzab ayat 35 menegaskan keutamaan bagi laki-laki dan perempuan yang beriman, taat, jujur, sabar, khusyuk, gemar bersedekah, berpuasa, menjaga kehormatan, serta banyak berzikir kepada Allah. Mereka dijanjikan ampunan dan pahala yang besar. Berdasarkan tafsir para ulama, termasuk Ustad Muhammad Abduh Tuasikal, terdapat beberapa kriteria spesifik yang perlu diperhatikan oleh setiap muslimah untuk menjadi pribadi yang dicintai Allah.
Menutup Aurat dengan Sempurna
Baca juga
Salah satu kriteria utama bagi muslimah terbaik adalah menutup auratnya dengan sempurna. Menurut pendapat terkuat di kalangan ulama, aurat wanita mencakup seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan. Hal ini dipertegas dalam firman Allah SWT di Surat Al-Ahzab ayat 59: “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: ‘Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Penting untuk dipahami bahwa jilbab berfungsi sebagai penutup tambahan setelah khimar (penutup kepala), bukan sebagai penutup wajah. Selain itu, Surat An-Nuur ayat 31 juga memerintahkan wanita mukmin untuk menahan pandangan dan memelihara kemaluannya, serta tidak menampakkan perhiasan kecuali yang biasa tampak dari padanya.
Berbusana Sesuai Syariat Islam
Muslimah yang dicintai Allah hendaknya mengenakan pakaian yang memenuhi syarat syar’i, yaitu menutupi seluruh tubuh, termasuk kaki, kecuali wajah dan telapak tangan. Pakaian tersebut tidak boleh dijadikan sarana untuk berhias diri secara berlebihan di depan umum, seperti yang dilarang dalam Surat Al-Ahzab ayat 33: “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-tabarruj seperti orang-orang jahiliyyah pertama.” Selain itu, busana yang dikenakan harus longgar, tidak ketat, tidak tipis, tidak menggunakan parfum yang menyengat, dan tidak menyerupai pakaian laki-laki. Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ahmad, bersabda, “Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.” Hadits ini menjadi peringatan keras agar muslimah berhati-hati dalam berbusana dan menggunakan wewangian.
Baca juga
Ketaatan dan Kebaktian kepada Suami
Dalam rumah tangga, ketaatan seorang istri kepada suaminya merupakan salah satu sifat yang sangat dihargai. Istri yang taat, menyenangkan dipandang, dan tidak membangkang sehingga membuat suami benci, dinilai sebagai wanita terbaik. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh An-Nasai dan Ahmad: “Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Siapakah wanita yang paling baik?’ Jawab beliau, ‘Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.’” Ketaatan ini mencakup segala aspek yang tidak bertentangan dengan syariat Islam. Selain itu, menjaga kehormatan diri, anak, dan harta suami saat suami tidak berada di rumah juga merupakan kewajiban mulia. Hal ini ditegaskan dalam Surat An-Nisa ayat 34: “Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah memelihara mereka.” Menunjukkan rasa syukur atas segala pemberian suami juga menjadi salah satu bentuk penghargaan yang mendatangkan kebaikan.
Menjaga Kehormatan Diri dan Rumah Tangga
Baca juga
Sikap malu adalah salah satu akhlak mulia yang sangat dianjurkan bagi muslimah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Rasa malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan” (HR. Bukhari dan Muslim). Rasa malu ini mendorong seorang muslimah untuk senantiasa menjaga kehormatan dirinya dan keluarganya. Selain itu, betah tinggal di rumah dan membatasi keluar rumah kecuali ada keperluan mendesak adalah teladan dari para wanita salaf salehah. Hal ini bertujuan untuk menjaga diri dari fitnah dan godaan, serta menjaga keharmonisan rumah tangga. Firman Allah dalam Surat Al-Ahzab ayat 33 kembali mengingatkan, “Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu.” Penafsiran Ibnu Katsir atas ayat ini menekankan pentingnya menetap di rumah dan hanya keluar saat ada kebutuhan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Al-Fatawa juga menyatakan bahwa keluar rumah tanpa izin suami merupakan perbuatan nusyuz (pembangkangan) yang dimurkai Allah.
Berhias Diri untuk Suami Tercinta
Kecantikan seorang istri seharusnya diprioritaskan untuk menyenangkan suaminya. Berbeda dengan sebagian istri modern yang tampil lusuh di rumah namun berdandan menor saat keluar, muslimah yang baik justru berusaha tampil menarik di hadapan suami. Hal ini sejalan dengan penjelasan hadits tentang wanita terbaik yang menekankan pada aspek menyenangkan suami saat dipandang, ketaatan, dan tidak membuat suami benci. Berdandan dan berhias diri untuk suami adalah bentuk penghargaan dan cinta kepada pasangan, serta upaya menjaga keintiman dalam rumah tangga. Ini merupakan wujud dari sifat salehah yang senantiasa berusaha menyenangkan hati suami dalam batas syariat.