Kajian Kitab Ahwalul Qubur Karya Al Hafidz Ibnu Rajab (Bagian 1)

Kajian Kitab Ahwalul Qubur Karya Al Hafidz Ibnu Rajab (Bagian 1)

27 September 2025
Rayyan

Muqaddimah

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.

Syeh al imam al ‘alim Abul Faroj Abdurrahman bin Syeh Abdurrahman bin Syeh Sholeh syihabuddin Ahmad bin Rojab -semoga Allah ta’ala merahmatinya- berkata : “Segala puji bagi Allah yang telah menempatkan hamba-Nya di dunia ini dan menjadikannya sebagai tempat tinggal sementara dalam perjalanan mereka. Selanjutnya Dia menjadikan akherat sebagai tempat tinggal yang abadi. Sementara itu, Dia jadikan alam barzakh di antara dunia dan akherat sebagai pelajaran yang amat nyata bahwa dunia akan rusak.

Pada hakekatnya, alam barzakh itu ada kalanya merupakan salah satu taman syurga, namun juga ada kalanya merupakan salah satu jurang neraka.

Maha suci Tuhan yang telah menciptakan apa saja menurut kehendak dan pilihan-Nya. Dialah yang selalu setia menemani hamba-Nya yang berbakti dimana saja berada. Kasih sayang yang Dia limpahkan pada hamba-Nya mendahului murka-Nya, dan Dialah yang maha pengasih lagi maha pengampun.

أَحْمَدُهُ عَلَى نِعَمِهِ الْغِزَارِ وَأَشْكُرُهُ وَفَضْلِهِ عَلَى مَنْ شَكَرَ مُدْرَارٌ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ النَّبِيُّ الْمُخْتَارُ الرَّسُولُ الْمَبْعُوثُ بِالتَّبْشِيرِ وَالْإِنْذَارِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ صَلَاةً تَتَجَدَّدُ بَرَكَاتُهَا بِالْعَشِيِّ وَالْأَبْكَارِ.

Saya memuji dan bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat-Nya yang melimpah ruah, dan anugrah-Nya sangatlah deras terhadap orang yang bersyukur.

Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah yang maha esa, yang tidak ada sekutu bagi-Nya, yang esa dan maha kuasa.

Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, nabi terpilih, rasul utusan dengan tugas memberi kabar gembira dan peringatan. Semoga Allah selalu menganugrahkan rahmat keagungan dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad beserta keluarga dan sahabatnya, dengan rahmat keagungan yg senantiasa baru berkahnya setiap sore dan pagi hari.

Kajian tentang Alam Barzakh

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ اللَّهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى خَلَقَ بَنِي آدَمَ لِلْبَقَاءِ لَا لِلْفَنَاءِ وَإِنَّمَا يَنْقُلُهُمْ بَعْدَ خَلْقِهِمْ مِنْ دَارٍ إِلَى دَارٍ كَمَا قَالَ ذَلِكَ طَائِفَةٌ مِنَ السَّلَفِ الْأَخْيَارِ مِنْهُمْ بِلَالُ بْنُ سَعْدٍ وَعُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا فَأَسْكَنَهُمْ فِي هَذِهِ الدَّارِ لِيَبْلُوهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ثُمَّ يَنْقُلُهَا إِلَى دَارِ الْبَرْزَخِ فَيَحْبِسُهُمْ هُنَالِكَ إِلَى أَنْ يَجْمَعَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَجْزِي كُلَّ عَامِلٍ جَزَاءَ عَمَلِهِ مُفَصَّلًا هَذَا مَعَ أَنَّهُمْ فِي دَارِ الْبَرْزَخِ بِأَعْمَالِهِمْ مُدَانُونَ مُكَافَؤُونَ فَمُكَرَّمُونَ بِإِحْسَانِهِمْ وَبِإِسَاءَتِهِمْ مُهَانُونَ قَالَ اللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى: {وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ} [المؤمنون: 100]

Amma ba’du. Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala telah menciptakan anak cucu Adam untuk senantiasa langgeng bukan untuk rusak. Mereka hanya berpindah setelah penciptaannya dari satu tempat ke tempat yang lainnya sebagaimana perkataan segolongan ulama salaf pilihan, di antaranya adalah Bilal bin sa’d dan Umar bin Abdul Aziz -rodliyallohu anhuma-

Kemudian Allah menempatkan mereka di dunia ini untuk mengujinya siapa diantara mereka yang terbaik amalannya, kemudian memindahkan mereka ke alam barzakh, mereka tertahan di sana sampai datang hari kiamat. Setiap manusia akan mendapatkan balasan secara terperinci dari Allah menurut ukuran amalannya. mereka tinggal di alam barzakh hanya bertemankan amalannya, jika amalannya baik maka mereka di mulyakan dan bila amalannya buruk maka mereka dihinakan.

Allah subhanahu wata’ala berfirman : “Dan dihadapan mereka terdapat Barzakh/dinding sampai hari mereka dibangkitkan” (QS : Al Mukminun ayat 100).

Pendapat Ulama tentang Alam Barzakh

قَالَ مُجَاهِدٌ: الْبَرْزَخُ الْحَاجِزُ بَيْنَ الْمَوْتِ وَالرُّجُوعِ إِلَى الدُّنْيَا وَعَنْهُ قَالَ هُوَ مَا بَيْنَ الْمَوْتِ إِلَى الْبَعْثِ.

قَالَ الْحَسَنُ: هِيَ هَذِهِ الْقُبُورُ الَّتِي بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الْآخِرَةِ.

وَعَنْهُ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ هِيَ هَذِهِ الْقُبُورُ الَّتِي تَرْكُضُونَ عَلَيْهَا لَا يَسْمَعُونَ الصَّوْتَ

وَقَالَ عَطَاءٌ الْخُرَاسَانِيُّ: الْبَرْزَخُ مُدَّةُ مَا بَيْنَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ.

وَصَلَّى أَبُو أُمَامَةَ عَلَى جَنَازَةٍ فَلَمَّا وُضِعَتْ فِي لَحْدِهَا قَالَ أَبُو أُمَامَةَ هَذَا بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ.

وَقِيلَ لِلشَّعْبِيِّ: مَاتَ فُلَانٌ قَالَ: لَيْسَ هُوَ فِي الدُّنْيَا وَلَا فِي الْآخِرَةِ هُوَ فِي بَرْزَخٍ وَسَمِعَ رَجُلًا يَقُولُ مَاتَ فُلَانٌ أَصْبَحَ مِنْ أَهْلِ الْآخِرَةِ قَالَ لَا تَقُلْ مِنْ أَهْلِ الْآخِرَةِ وَلَكِنْ قُلْ مِنْ أَهْلِ الْقُبُورِ

Mujahid berkata : “Barzakh adalah dinding penghalang yang menghalangi manusia setelah mati dari kembali lagi ke dunia.”

Dia juga berkata bahwa alam barzakh adalah alam sesudah manusia mati sampai datangnya hari kebangkitan.

Al Hasan berkata : “Alam barzakh adalah alam kubur yang berada di pertengahan kehidupan kalian (dialam dunia ini) dengan kehidupan alam akherat (nanti)”

Dari Al Hasan Abu Hurairoh berkata : “Alam barzakh adalah alam kubur yang meskipun kalian disana jungkir balik di sana maka suara sama sekali tidak bisa didengar.”

Atho’ Al Khurosani berkata : “Barzakh adalah alam sementara antara dunia dan akherat.”

Suatu kali Abu Umamah menyolati jenazah, ketika jenazah diletakkan di liang lahad beliau berkata : “ini adalah alam barzakh sampai hari mereka di bangkitkan.”

dikatakan kepada As Sya’bi : “si fulan telah meninggal dunia.”

As Sya’bi berkata : “dia tidaklah di dunia tidak pula di akherat tetapi dia berada di alam barzakh.”

suatu kali As Sya’bi mendengar seseorang berkata : “si fulan telah meninggal dunia dan menjadi penghuni akherat”

As Sya’bi berkata : “jangan kau katakan dia menjadi penghuni akherat, tapi katakanlah menjadi penghuni kubur.” Wallohu a’lam. [Ust. Nur Hamzah] # Rabbi zidna ‘ilman nafi’a #

Kesimpulan

Alam barzakh adalah alam yang menjadi penghalang antara kehidupan dunia dan akhirat. Di alam ini, manusia akan merasakan balasan atas amal perbuatannya selama di dunia, baik berupa kenikmatan maupun siksaan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk senantiasa mempersiapkan diri dengan memperbanyak amal saleh dan menjauhi segala larangan Allah SWT.

Bagikan Artikel

Artikel Terkait