Mengapa Manusia Tidak Bisa Melihat Jin?
Assalamualaikum. Manusia pertama, Nabi Adam AS, saat di surga apakah bisa melihat jin/syetan? Soalnya syetan diperintah sujud kepada Nabi Adam, tapi tidak mau karena sifatnya yang sombong. Berarti antara syetan dan manusia pertama/bapak Adam bisa melihat wujud asli syetan pada waktu itu, ya, Pak Ustadz? Kalau iya, mengapa manusia sekarang tidak bisa melihat wujud jin/syetan? [Aan Mahesya].
Jawaban
Wa’alaikum salam. Dalam surat Al-A’raf ayat 27, Allah berfirman:
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.”
Sebagian ulama’ berkata bahwa dalam ayat ini terdapat dalil bahwa jin tidak bisa dilihat, ada yang berpendapat bisa saja terlihat karena Allah ta’ala ketika berkehendak memperlihatkan mereka maka Allah membuka jasad mereka hingga terlihat. Menurut an Nahhas, ayat itu menjadi dalil bahwa jin tidak terlihat kecuali di zaman kenabian untuk menunjukkan atas kenabiannya, karena Allah azza wajala menciptakan mereka sebagai makhluk yang tidak terlihat hanya saja bisa terlihat jika berpindah dari bentuknya, dan itu termasuk mu’jizat yang tidak terjadi kecuali di zaman kenabian -sholawatulloh wasalamuhu alaihim-.
Menurut Al-Qusyairi: Allah telah memberlakukan adat bahwa bani adam tidak bisa melihat syetan hari ini.
Ashab kami berkata: mereka bisa melihat manusia karena Allah ta’ala menciptakan indera (khusus) pada mata mereka dan manusia tidak bisa melihat mereka karena Allah ta’ala tidak menciptakan indera ini di mata manusia.
Menurut Mu’tazilah, manusia tidak bisa melihat jin karena jisim jin sangat halus dan lembut, sedangkan jin bisa melihat manusia karena tebalnya jisim manusia dan jin bisa melihat sebagian jin lainnya karena Allah ta’ala memperkuat cahaya penglihatan jin dan menambahkannya.
Jikalau Allah menambah kuatnya penglihatan kita maka kita bisa melihat mereka sebagaimana kita bisa melihat pada sebagian kita yang lainnya, dan jika Allah ta’ala mempertebal jisim mereka dan penglihatan kita tetap seperti ini maka kita juga bisa melihat mereka.
Jadi, menurut Mu’tazilah, manusia bisa melihat jin tergantung tambahnya tebal jisim jin atau tambahnya kekuatan penglihatan manusia. Wallahu a’lam. [Mujawib: Ust. Nur Hamzah]
– Tafsir Al-Qurtuby (7/167):
– Tafsir Al-Kabir:
Kesimpulan
Manusia tidak dapat melihat jin karena beberapa alasan yang dijelaskan oleh para ulama dan ahli tafsir. Beberapa pendapat menyatakan bahwa hal ini adalah ketentuan Allah, sementara yang lain menjelaskan bahwa hal ini berkaitan dengan perbedaan kemampuan visual dan struktur fisik antara manusia dan jin. Jin dapat melihat manusia karena Allah memberikan kemampuan tersebut pada mereka, sedangkan manusia tidak diberi kemampuan untuk melihat jin. Tergantung dari pandangan ulama, hal ini bisa jadi karena kehalusan jisim jin, atau karena Allah menutup penglihatan manusia dari mereka.