Kajian Kitab Ahwalul Qubur Karya Al-Hafizh Ibnu Rajab (Bagian 23)

Kajian Kitab Ahwalul Qubur Karya Al-Hafizh Ibnu Rajab (Bagian 23)

27 September 2025
Rayyan

Teman-Teman di Alam Kubur

Imam Ath-Thabrani meriwayatkan sebuah hadits panjang dari Anas radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang hamba melainkan dia memiliki tiga teman akrab. Teman akrab yang pertama berkata: “Apa yang kau infakkan maka bermanfaat bagimu dan apa yang kau tahan maka tidak bermanfaat bagimu.” Dia adalah hartanya. Teman akrab yang kedua berkata: “Aku bersamamu, namun apabila engkau mendatangi pintu (kubur) maka aku meninggalkanmu.” Dia adalah keluarga dan kerabatnya. Teman akrab ketiga berkata: “Aku selalu bersamamu baik ketika engkau masuk maupun keluar.” Dia adalah amalannya. Dia berkata: “Jika aku bisa, pasti akan kupermudah tiga perkara ini untukku.”

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Al-Bazzar dan Al-Hakim dari Nu’man bin Basyir radhiyallahu anhu, namun terdapat perbedaan dalam statusnya (marfu’ atau mauquf).

وخرجه البزار والطبراني بسياق مطول من حديث أنس أيضا عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: “ما من عبد إلا له ثلاثة أخلاء فأما خليل فيقول له ما أنفقت فلك وما أمسكت فليس لك فذلك ماله وأما خليله فيقول أنا معك فإذا أتيت باب الملك رجعت وتركتك فذلك أهله وحشمه وأما خليل فيقول أنا معك حيث دخلت وحيث خرجت فذلك عمله فيقول إن كنت لأهون الثلاثة علي”. وخرج البزار والحاكم من حديث النعمان بن بشير عن النبي صلى الله عليه وسلم معناه وقد اختلف في رفعه ووقفه.

Hadits dan Syair Terkait

Dalam riwayat lain, hadits ini juga diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha dengan redaksi yang lebih luas. Abdullah bin Karz juga membuat syair yang senada dengan hadits ini, namun sanadnya lemah. Al-Bazzar juga meriwayatkan makna yang serupa dari Abu Hurairah dan Samurah bin Jundub radhiyallahu anhuma, sementara Ath-Thabrani juga meriwayatkan dari Samurah radhiyallahu anhu.

Ibrahim bin Basyar meriwayatkan dari Ibrahim bin Adham yang pernah melantunkan syair:

ما أحد أكرم من مفرد … أعماله في قبره تؤنسه
منعم الجسم وفي روضة … زينها الله فهي مجلسه

Artinya: “Tidak ada yang lebih mulia dari orang yang menyendiri (dengan amalnya)… Amalan-amalan di kuburnya menghiburnya. Menikmati kesegaran tubuhnya di taman yang indah… yang telah Allah persiapkan sebagai tempat istirahatnya.”

Kondisi Orang Beriman di Kubur

Orang-orang yang memiliki ‘Arif billah (mengenal Allah), mencintai-Nya, dan fokus beribadah kepada-Nya di dunia, Allah akan selalu bersama mereka di kubur. Allah akan memberikan perlindungan dan menghilangkan kesedihan mereka. Sebagaimana firman Allah:

{إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ} [النحل: 128]

Artinya: “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. An-Nahl: 128). Dalam hadits tentang yaumul mazid (hari tambahan), disebutkan bahwa mereka (orang beriman) berkata kepada Tuhan mereka: “Engkaulah yang menghibur kesedihan kami di dalam kubur.”

Kondisi Orang yang Lalai dari Allah

Muhammad bin Yusuf Al-Asbihani Al-‘Abid menulis surat kepada saudaranya: “Sesungguhnya aku memperingatkanmu dan memindahkanmu dari tempat kekuasaanmu menuju tempat tinggal dan balasan amalan-amalanmu. Engkau akan berada di perut bumi setelah berada di atasnya, lalu malaikat Munkar dan Nakir mendatangimu, keduanya mendudukkanmu dan menggertakmu. Jikalau Allah ada bersamamu maka engkau tidak akan apa-apa, tidak bersedih dan tidak takut, namun jika nantinya tidak begitu, maka semoga Allah melindungi aku dan engkau dari buruknya kematian dan sempitnya tempat pembaringan.”

Ibnu Abi ‘Ashim bermimpi dan ditanya tentang keadaannya, beliau menjawab: “Allah azza wajalla telah menghiburku.”

Adapun orang yang ketika di dunia sibuk dengan dunia, melupakan Allah azza wajalla dan takut kepada selain Allah, maka dia akan disiksa di kuburnya sebab hal itu.

Ahmad bin Abil Hiwari berkata: “Ketika anak cucu Adam dimasukkan ke dalam kuburnya, maka tidak tersisa sesuatupun yang dulu di dunia ia takuti selain Allah Azza wajalla, kecuali sesuatu tersebut diserupakan kepadanya hingga menakutkannya di dalam liang lahadnya, karena ia dulu di dunia takut kepadanya, bukan takut kepada Allah ta’ala.”

Abdurrahman bin Zaid bin Aslam meriwayatkan dari ayahnya dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: “Tidak ada ketakutan di dalam kubur dan di hari berbangkit bagi orang yang biasa mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’. Seolah-olah aku dengan ahli Laa ilaaha illallah itu membersihkan tanah dari kepala mereka sambil mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami” (QS. Fathir: 34).

Kesimpulan

Artikel ini membahas tentang kondisi manusia di alam kubur berdasarkan hadits dan riwayat dari para ulama. Dijelaskan bahwa amal saleh, kecintaan kepada Allah, dan ketakwaan akan menjadi teman yang setia di alam kubur, memberikan ketenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya, kesibukan dunia dan ketakutan kepada selain Allah akan membawa kesedihan dan siksa. Oleh karena itu, marilah kita mempersiapkan diri dengan memperbanyak amal saleh dan selalu mengingat Allah agar mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Bagikan Artikel

Artikel Terkait