Kajian Kitab Ahwalul Qubur Karya Al Hafidz Ibnu Rajab (Bagian 32)
Dalam lanjutan kajian Kitab Ahwalul Qubur karya Al Hafidz Ibnu Rajab, pembahasan kali ini menyajikan beberapa hadits yang berkaitan dengan kondisi mayit setelah kematian.
Hadits Pertama
Baca juga
Diriwayatkan oleh Ibnu Al-Barro’ dalam kitabnya, Ar-Roudloh, dari hadits Amr bin Syamir yang dinilai lemah, dari Jabir Al-Ju’fi, dari Tamim bin Hadzlak, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
Artinya: “Setiap orang yang meninggal, pasti ia mengetahui orang yang memandikannya dan berkata kepada orang yang memikulnya, jika dia digembirakan dengan ketentraman, rizki serta kenikmatan surga: agar orang yang memikulnya bersegera. Dan jika diberi kabar gembira dengan hidangan air mendidih dan dibakar di dalam neraka: agar orang yang memikulnya menahannya.”
Baca juga
Hadits Kedua
Dari Shahih Bukhari, dari Ubadah bin Ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Artinya: “Barangsiapa senang bertemu dengan Allah, maka Allah pun senang bertemu dengannya, dan barangsiapa benci bertemu dengan Allah, maka Allah pun benci bertemu dengannya.” Aisyah atau sebagian istri Nabi berkata, “Sesungguhnya kami membenci kematian.” Nabi bersabda, “Bukan itu maksudnya, tetapi orang yang beriman bila mati, maka ia digembirakan dengan ridha Allah dan kemuliaan-Nya. Tidak ada sesuatu pun yang lebih ia cintai daripada apa yang terlihat di hadapannya, ia senang bertemu dengan Allah, maka Allah pun senang bertemu dengannya. Jika orang kafir, ketika mati, maka ia digembirakan dengan adzab dan siksaan Allah, tidak ada sesuatupun yang lebih ia benci daripada yang terlihat di hadapannya. Ia benci bertemu dengan Allah, maka Allah pun benci bertemu dengannya.”
Hadits Ketiga
Dari Zazan, dari Al-Barra’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
Artinya: “Sesungguhnya jiwa orang beriman dikatakan kepadanya, ‘Keluarlah wahai jiwa yang tenang menuju ampunan dari Allah dan keridhaan-Nya.’ Jiwa itupun segera mengalir seperti air yang mengalir pada salurannya. Dan jiwa orang kafir dikatakan kepadanya, ‘Keluarlah menuju murka Allah.'”
Hadits Keempat
Dalam riwayat ‘Isa bin As-Sayyib dari ‘Adiy bin Tsabit dari Al-Barra’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Artinya: “Ruhnya meronta-ronta di dalam tubuhnya karena benci keluar menuju ke tempat yang ia lihat, maka dia dikeluarkan dengan paksa seperti mengeluarkan tusuk besi dari bulu domba yang basah.”
Kesimpulan
Beberapa hadits di atas memberikan gambaran tentang kondisi jiwa setelah kematian, serta perbedaan perlakuan terhadap orang beriman dan orang kafir. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang beriman dan mendapatkan husnul khatimah.