Kajian Kitab Ahwalul Qubur Karya Al Hafidz Ibnu Rajab (Bagian 22)
Abu ‘Ubaid meriwayatkan dalam kitab Fadloilul Qur’an dengan sanad dari Ibnu Mas’ud, yang berkata, “Sesungguhnya mayit ketika meninggal, maka dinyalakan api di sekelilingnya. Api itu membakar apa yang ada di sekitarnya jika tidak ada amalan yang menghalangi antara ia dengan api.
Apabila seseorang meninggal dan tidak pernah membaca Al-Qur’an kecuali surat yang di dalamnya terdapat 30 ayat, lalu ia didatangi dari arah kepalanya, lalu surat itu berkata, ‘Sungguh ia pernah membacaku.’ Lalu didatangi dari arah kedua kakinya, surat berkata, ‘Sungguh, ia pernah berdiri untukku.’ Lalu didatangi dari arah perutnya, lalu surat berkata, ‘Sungguh, ia adalah bejanaku.'” Ibnu Mas’ud berkata, “Maka surat itu menyelamatkannya.”
Baca juga
Zurr berkata, “Aku dan Masruq lalu melihat di dalam mushaf, maka kami tidak menemukan surat yang di dalamnya terdapat 30 ayat kecuali surat Al Mulk.”
Baca juga
Abd bin Humaid meriwayatkan dalam musnadnya dari Ibrahim bin Al Hakim bin Aban dari ‘Ikrimah dari Ibnu Abbas, yang berkata, “Bacalah surat Al Mulk, hafalkanlah dan ajarkanlah kepada keluargamu, anak-anakmu, anak-anak kecil yang ada di rumahmu, dan juga tetangga-tetanggamu karena sesungguhnya ia adalah surat penyelamat dan pendebat, yaitu mendebat di sisi Allah untuk menyelamatkan pembacanya dan meminta untuk menyelamatkannya dari siksa neraka jika surat itu ada di dalam perutnya. Dan Allah menyelamatkan pembaca surat itu dari azab kubur.”
Sawwar bin Mus’ab meriwayatkan -tetapi ia sangat lemah- dari Abi Ishaq dari Al Barra’ secara marfu’, “Barangsiapa membaca Alif Lam Mim Sajdah dan {TABAARAKALLADZII BIYADIHIL MULKU} sebelum tidur, maka ia selamat dari azab kubur dan terjaga dari dua malaikat kubur.” Dan kami akan menuturkan hadisnya Ubadah dalam masalah turunnya Al-Qur’an bersama mayit di dalam kuburnya setelah ini, insya Allah ta’ala.
Hisyam bin ‘Ammar meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Abdulloh bin Abdurrahman bin Yazid dari Ibnu Jabir dari Ayahnya dari ‘Atho’ bin Yasar, yang berkata, “Ketika mayit telah diletakkan dalam liang lahatnya, maka yang pertama kali mendatanginya adalah amalannya, lalu dipukulkan pada paha kirinya kemudian berkata, ‘Aku adalah amalanmu.’ Ia berkata, ‘Di mana keluargaku, anak dan istriku? Apa yang Allah ta’ala anugerahkan kepadaku?’ Amalan itu menjawab, ‘Engkau telah meninggalkan keluarga, anak dan istrimu dan Allah tidak menganugerahkan apa pun di belakang punggungmu, tidak ada yang masuk kuburanmu bersamamu kecuali aku.'” Lalu ia berkata, “Aduh, betapa bahagianya aku seandainya aku lebih memilihmu daripada keluarga, anak dan istriku dan apa-apa yang Allah anugerahkan kepadaku jika tidak masuk ke dalam kuburan bersamaku selain dirimu.”
Ahmad bin Aibil Hiwari berkata: Telah menceritakan kepadaku Ibnu Malih dari Abin Najih dari Mujahid tentang firman Allah ta’ala, “{FALIANFUSIHIM YAMHADUUN}” (Ar-Rum: 44). Mujahid berkata, “Ini tentang alam kubur.” Ahmad berkata, “Aku menceritakannya kepada Yahya bin Ma’in, ia berkata, ‘Beruntunglah orang yang memiliki amal saleh, karena amal saleh itu menjadi temannya di kuburnya.'”
Seluruh pembicaraan ini dipersaksikan dalam kitab sahih Bukhari dan sahih Muslim dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tiga hal yang mengikuti mayit, yang dua kembali dan satu mengikutinya, yaitu keluarganya, hartanya, dan amalannya. Keluarga dan hartanya kembali, dan yang tinggal hanya amalannya.”
Wallahu a’lam. [Ust. Nur Hamzah] # Rabbi zidna ‘ilman nafi’a #
Kesimpulan
Artikel ini membahas tentang amalan-amalan yang bermanfaat bagi seseorang setelah meninggal dunia, berdasarkan riwayat dari kitab Ahwalul Qubur karya Ibnu Rajab. Beberapa amalan yang disebutkan adalah membaca dan menghafal Al-Qur’an, khususnya surat Al Mulk, serta amal saleh lainnya. Dijelaskan pula bahwa amalan akan menjadi teman setia di alam kubur, sementara keluarga dan harta akan ditinggalkan.