Kajian Kitab Ahwalul Qubur Karya Al-Hafidz Ibnu Rajab (Bagian 16)

Kajian Kitab Ahwalul Qubur Karya Al-Hafidz Ibnu Rajab (Bagian 16)

27 September 2025
Rayyan

Pertemuan Orang Meninggal dengan Orang Meninggal Sebelumnya

Kajian ini membahas pertemuan antara orang yang telah meninggal dunia dengan mereka yang telah mendahuluinya, serta pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Imam An-Nasa’i dan Ibnu Hibban meriwayatkan dalam kitab sahih mereka, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda mengenai ruh orang beriman: “Ruh-ruh orang beriman menemuinya, mereka lebih gembira dari pada salah seorang dari kalian yang kedatangan orang yang telah pergi, lalu mereka bertanya kepadanya: ‘Apa yang dilakukan oleh si fulan?’

Di antara mereka ada yang berkata: “Tinggalkan dia dulu hingga beristirahat karena dia baru berduka meninggalkan dunia.

Ketika ia berkata kepada mereka: “Apakah si fulan telah datang kepada kalian?

Mereka menjawab: “Dia telah dibawa pergi ke neraka hawiyah.

Dalam riwayat lain, Mu’awiyah bin Yahya meriwayatkan dari Abdurrahman bin Salamah, dari Abu Rahmin As-Sam’i, dari Abu Ayyub Al-Anshari, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya jiwa seorang mukmin ketika dicabut maka dia ditemui oleh para ruh yang mendapatkan rahmat dari Allah, sebagaimana dia bertemu dengan sang pemberi kabar gembira di dunia, mereka berkata: ‘Lihatlah saudara kalian hingga ia beristirahat, karena sesungguhnya ia dulunya berada dalam kesulitan yang sangat.’ Lalu mereka bertanya: ‘Apa yg telah dilakukan oleh si fulan? Apa yang dilakukan oleh fulanah? Apakah ia sudah menikah?’

Ketika mereka bertanya tentang seseorang yang meninggal sebelumnya, ia berkata: “Ia meninggal sebelumku.

Mereka berkata: “Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un, ia pergi menuju neraka Hawiyah, hawiyah adalah seburuk buruk ibu dan seburuk-buruk pengasuh.

Ibnul Mubarak juga meriwayatkan dari Tsaur bin Yazid dari Abi Rahm dari Ayyub Al Anshori secara mauquf. Ibnu Abid Dunya meriwayatkan dari Ja’far dari Sa’id bin Jubair, bahwa ketika mayit meninggal, dia ditemui orang-orang mati lainnya, dan dia lebih senang dengan pertemuan mereka dan mereka lebih senang dengan pertemuan dengannya daripada orang musafir yang bertemu dengan keluarganya.

Sufyan meriwayatkan dari ‘Amru bin Dinar dari Ubaid bin Umair, bahwa ahlul kubur selalu mencari berita. Ketika ada mayit datang, mereka bertanya: “Apa yang telah dilakukan oleh si fulan?

Mayit menjawab: “Ia telah berbuat baik.

Mereka bertanya lagi: “Lalu apa yang dikerjakan si fulan lainnya?

Mayit menjawab: “Bukankah dia telah mendatangi kalian, atau dia belum mendatangi kalian?

Mereka berkata: “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’uun, ia berjalan di selain jalan kami.

Ubaid bin Umair juga berkata: “Ketika mayit meninggal, maka para arwah menemuinya dan mereka mencari kabar sebagaimana penumpang ingin mencari kabar: ‘apa yang dilakukan oleh si fulan?’ Ketika ia menjawab: ‘Ia telah meninggal,’ namun tidak menemui mereka, maka mereka berkata: ‘Ia pergi ke induknya yaitu neraka hawiyah.’

Ubaid juga berkata: “Sungguh aku telah berputus asa dari pertemuan dengan orang yang telah meninggal dari keluargaku hingga kami dapat bertatap muka, sungguh aku mati dengan berduka.

Dari As Sarri bin Ismail, ia mendengar As Sya’bi menyebutkan anak laki-lakinya, beliau berkata: “Dikatakan, sungguh pertemuan itu dekat.” Kemudian dia bercerita bahwa mayit ketika diletakkan dalam liang lahadnya maka keluarga dan anaknya menemuinya, mereka bertanya tentang orang-orang yang masih hidup sepeninggalnya, dan bagaimana si fulan, apa yang telah dilakukan oleh si fulan?

Wallahu a’lam.

Bersambung……..

Bagikan Artikel

Artikel Terkait