Jika Beramal Tapi Takut Riya’

Jika Beramal Tapi Takut Riya’

27 September 2025
Rayyan

Pertanyaan

Assalamu’alaikum sahabat Piss sekalian. Solusi apa bagi seorang muslim yang jikalau membaca Al-Qur’an ada dorongan-dorongan riya’ pada dirinya, terlebih lagi bagi seorang yang pakar dalam bacaan-nya. Tapi bukan saya yang pakar. Karena jika diteruskan ia bisa jadi khawatir terjerumus kepada niatan yang tidak baik, sedangkan jika tidak diteruskan boleh jadi ia menjadi penakut dan trauma dalam beramal, adakah jalan jitu daripada itu semua? [Kakank].

Jawaban

Wa’alaikumussalam, betul dalam ensiklopedi fiqih riya’ itu adalah syirik ashghor atau syirik khofi. Riya’ dalam ibadah itu syirik, artinya menyekutukan Alloh Ta’ala, karena ibadah itu lillah, sedang riya’ adalah lighoirillah. Seperti qurban harus lillah, jangan malah li jin.

Nabi bersabda :

إن أدنى الرياء شرك

Sungguh serendah-rendahnya riya’ adalah kesyirikan.

Sehingga jika memungkinkan mengeluarkan riya’ dari hatinya, maka hendaknya ia bersungguh-sungguh mengeluarkannya. Jika tidak memungkinkan, maka hendaknya ia tetap melaksanakannya, tetaplah terus beramal sampai hilang sifat riya’ tersebut, janganlah ia tak jadi melaksanakan ibadah hanya karena takut riya’, karena meninggalkan beramal sebab takut riya’ sejatinya adalah riya’, sebagaimana ungkapan sebagian ulama :

ترك العمل لخوف الرياء رياء

Jadi lakukanlah… terus … dan terus… akhirnya lupa juga si calon mertua mendengar kannya, bersamaan itulah riya’ pun pudar karena juga ikut bosan. Bisa jadi tujuan utama setan agar anda sama sekali TIDAK MEMBACA Quran.

Dan ketika anda membaca Quran berarti :

  1. mata anda sudah ibadah,
  2. mulut anda sudah ibadah,
  3. telinga anda sudah ibadah,
  4. tangan anda sudah ibadah,

Riya’nya cuma ketika suara anda ( di mulut saja) ingin didengar bagus sama orang lain. Jika dihitung kasar 4 – 1 = 3, Insya Alloh masih tersisa 3 ibadah lagi, sebaliknya Ketika anda sama sekali tidak membaca Quran maka nilai anda NOL, 0.

Jadi tetaplah menjalankan ibadah membaca Al-Qur’an tersebut, namun tetap terus memberikan percobaan untuk dirinya, insya Allah dengan begitu akan sedikit demi sedikit hilang rasa riya’ nya, dan tidak terkecuali disertai dengan doa, namun jangan pernah berhenti untuk beramal karena takut riya’ karena pada sejatinya ia telah riya’ dengan meninggalkan ibadah karena takut riya’. Kemudian meminta ampun kepada Allah karena telah beramal karena riya. Mudah-mudahan Allah akan memberinya Taufik untuk ikhlas pada amalan yang lain. Walohu a’lam. [Qodier Ahmad, Kang Rasjid, Mbah Kaung Kaung, Abdellahi Ebnou, Rudy En, Abid Chamim Alfaruq, Muh Jayus].

Kesimpulan

Dalam menghadapi rasa riya’ saat beramal, seorang muslim hendaknya terus berupaya untuk mengatasinya dengan terus beramal dan berdoa kepada Allah. Jangan sampai rasa takut riya’ justru menghalangi untuk beramal, karena hal tersebut juga termasuk riya’. Teruslah membaca Al-Qur’an, dan berusahalah untuk menghilangkan riya’ dalam hati. Ingatlah bahwa meninggalkan amal karena takut riya’ juga adalah bentuk riya’.

Bagikan Artikel

Artikel Terkait