Kajian Kitab Ahwalul Qubur Karya Al Hafidz Ibnu Rajab (Bagian 24)
Lanjutan Bab Keempat (6).
Fasal tentang larangan mengharap kematian dan bersungguh-sungguh dalam keta’atan sebelum datangnya kematian.
Imam Muslim dalam kitab shahihnya menerbitkan dari haditsnya Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda : ” ketika seseorang meninggal dunia, maka amalannya terputus kecuali tiga hal, ilmu yg bermanfaat, sedekah jariyah atau anak sholeh yang mendoakannya.”
Dan dari haditsnya Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda : “janganlah salah seorang dari kalian benar-benar mengharapkan kematian sebab adanya bahaya yang menghampirinya, dan janganlah berdoa meminta kematian sebelum kedatangannya, karena sungguh ketika salah seorang diantara kalian meninggal, maka amalannya terputus, dan sungguh tidaklah bertambah umurnya orang beriman kecuali bertambah pula kebaikannya.”
Baca juga
وروى عبيد الله بن زحر عن علي بن يزيد عن القاسم عن أبي أمامة أن ابن أخي عابس الغفاري قال له قد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ” لا تمنوا الموت فإنه يقطع العمل ولا يرد الرجل فيستعتب” وخرج الترمذي من حديث يحيى بن عبيد الله عن أبي هريرة عن، النبي صلى الله عليه وسلم قال: “ما من أحد يموت إلا ندم قالوا وما ندامته يا رسول الله قال إن كان محسنا ندم أن لا يكون إزداد وإن كان مسيئا ندم أن يكون نزع” يحيى هذا ضعفوه.
‘Ubaidillah bin Zahr meriwayatkan dari ‘Ali bin Yazid dari Al Qosim dari Abi Umamah radhiyallahu anhu bahwa anak saudaraku Abis Al Ghifari berkata kepadanya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah bersabda : ” janganlah kalian mengharapkan kematian, karena kematian meutuskan amal. dan janganlah seseorang menolaknya, jika menolak maka ia kepayahan.”
At Tirmidzi menerbitkan dari haditsnya Yahya bin ‘Ubaidillah dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda : ” tidak lah seseorang meninggal kecuali menyesal. ” Para sahabat bertanya : ” apa penyesalannya, wahai Rasulullah shallallahu alaihi wasallam?” Beliau bersabda : “jika ia orang baik, maka ia menyesal amalannya tidak bertambah, dan jika ia orang yg buruk, maka ia menyesal tidak bisa mencabut amalan jeleknya.” Yahya ini dianggap lemah oleh para ahli hadits.
Baca juga
وروى ابن أبي الدنيا عن أبي هشام الرفاعي حدثنا حفص بن غياث عن أبي مالك الأشجعي عن أبي حازم عن أبي هريرة قال مر النبي صلى الله عليه وسلم بقبر دفن حديثا فقال: “لركعتان خفيفتان مما تحقرون أو تنفلون يراهما هذا في عمله أحب إليه من بقية دنياكم”. غريب جدا.
Ibnu Abid Dunya meriwayatkan dari Abi Hisyam Ar Rifa’i, telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Ghiyats dari Abi Malik Al Asyja’i dari Abi Hazim dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata : ” Nabi shallallahu alaihi wasallam melewati kuburan yang baru saja untuk mengubur mayat, lalu beliau bersabda : “sesungguhnya dua roka’at ringan yang kalian anggap sepele atau kalian anggap tambahan saja, mayat ini melihat kedua roka’at itu di dalam amalannya lebih ia cintai dari pada sisa hidup kalian di dunia.” Hadits ini sangat ghorib.
وروى أبو نعيم في الحلية من طريق عمرو بن واقد عن يونس بن حلبس أنه كان يمر على المقابر بدمشق بتهجير يوم الجمعة فسمع قائلا يقول هذا يونس بن حلبس قد هجر يحجون ويستمرون كل شهر ويصلون كل يوم خمس مرات أنتم تعملون ولا تعلمون ونحن نعلم قال فالتفت يونس فسلم يردون قالوا سمعنا كلامك وكلها حسنة وقد حيل بيننا وبين الحسنات والسيئات.
Abu Nu’aim dalam kitab Al Hilyah meriwayatkan dari jalurnya ‘Amr bin Waqid dari Yunus bin Halbas bahwa ia pernah melewati kuburan di daerah Damsyiq ketika berhijrah di hari jum’at, lalu ia mendengan seseorang berkata : ” ini adalah Yunus bin Halbas telah hijrah mereka berhaji dan terus menerus melakukannya tiap bulan, mereka sholat setiap hari 5 kali, kalian beramal tetapi tidak mengetahui sedangkan kami mengetahui tetapi tidak bisa beramal.” Dia berkata : ” Yunus menoleh dan memberi salam, mereka menjawab salamnya dan berkata : ” kami mendengar ucapanmu dan semuanya baik, telah dihalangi antara kami dan antara kebaikan dan keburukan kami.”
وروى ابن أبي الدنيا بإسناده عن سليمان التيمي عن أبي عثمان النهدي أن رجلا خرج في جنازة فانتهى إلى قبر قال فصليت ركعتين ثم اتكأت عليه فربما سمعت أبا عثمان يقول فوالله إن قلبي ليقظان إذ سمعت صوتا من القبر إليك ولا تؤذني فإنكم قوم تعملون ولا تعلمون وإنا قوم نعلم ولا نعمل لأن يكون لي مثل ركعتيك أحب إلي من كذا وكذا.
Ibnu Abid dunya menebitkan dengan sanadnya dari Sulaiman At Taimi dari Abu Utsman An Nahdi bahwa seseorang telah keluar mengantar jenazah, lalu ketika sampai ke kuburnya ia berkata : ” kemudian aku sholat dua roka’at, lalu aku bertelekan kepadanya, terkadang aku medengar Abu Utsman berkata. : ‘ demi Allah, sungguh hatiku telah tergugah ketika aku medengar suara dari kuburan : ‘Enyahlah kalian ! janganlah kalian menyakitiku, kalian adalah kaum yang bisa beramal tapi tidak tahu, sedangkan kami adalah kaum yang tahu tapi tidak bisa beramal, jikalau aku mempunyai amalan dua roka’at seperti yg kau lakukan tentunya lebih aku sukai dari pada begini dan begitu.!”
Wallohu a’lam. [Ust.Nur Hamzah] # Rabbi zidna ‘ilman nafi’a #
Bersambung …….
Baca kajian sebelumnya di sini:
Kesimpulan: Artikel ini membahas tentang larangan mengharapkan kematian dan anjuran untuk memperbanyak amal saleh. Dijelaskan bahwa kematian akan memutuskan amalan seseorang kecuali tiga hal: ilmu yang bermanfaat, sedekah jariyah, dan anak saleh yang mendoakan. Penyesalan akan datang bagi mereka yang meninggal dunia, baik karena kurangnya amal kebaikan maupun karena melakukan perbuatan buruk. Oleh karena itu, hendaknya kita senantiasa memanfaatkan waktu yang ada untuk beramal saleh dan menjauhi perbuatan yang dilarang.