Kajian Kitab Ahwalul Qubur Karya Al Hafidz Ibnu Rajab (Bagian 15)

Kajian Kitab Ahwalul Qubur Karya Al Hafidz Ibnu Rajab (Bagian 15)

27 September 2025
Rayyan

Lanjutan Bab Kedua

Dalam kajian kali ini, pembahasan berlanjut pada bab kedua dari kitab Ahwalul Qubur karya Al Hafidz Ibnu Rajab. Berikut adalah beberapa riwayat yang menjelaskan tentang kondisi di alam kubur:

Hadits Riwayat Ibnu Mandah

Ibnu Mandah meriwayatkan dari jalur Urwah bin Marwan Ar Raqqi, dari Muhammad bin Salamah, dari Hafish, dari Mujahid, dari Al-Barra’ bin ‘Azib radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam hadits yang panjang tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Ketika mayit diletakkan di dalam liang lahatnya, maka bumi berkata: ‘Engkau adalah orang yang sangat aku cintai saat berada di atas punggungku, bagaimana bila hari ini engkau menjadi berada padaku, aku akan memperlihatkan apa yang akan ku perbuat padamu.’ Lalu kuburnya diluaskan sejauh mata memandang.”

Hadits Riwayat Ibnu Abi Dunya

Ibnu Abi Dunya meriwayatkan dari jalur Dawud bin Faid, yang berkata: “Aku naik bersama Abdullah bin Umair pada suatu jenazah, lalu Abdullah berkata: ‘Telah sampai kepadaku bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya mayit didudukan di alam kuburnya sedangkan ia bisa mendengarkan langkah kaki orang yang mengiringinya, tidak ada yang berbicara kepadanya kecuali kuburnya. Kubur berkata: “Celakalah engkau anak cucu Adam, bukankah dulu engkau telah memperingatkan tentangku, memperingatkan tentang sempitnya aku, hal yang menakutkan dariku, dan cacing-cacingku, apa yang telah engkau persiapkan untukku?”‘”

Peringatan Kubur

Dari jalur ‘Abdu Abi Bakar Al Makki, diriwayatkan bahwa Ubaid bin Umair berkata: “Tidak ada orang yang meninggal setelah di kubur kecuali kuburnya yang ditempati memanggilnya: ‘Aku adalah rumah kegelapan dan rumah kesendirian, jika engkau ketika masih hidup sebagai orang yang taat, maka aku hari ini sebagai rahmat untukmu, dan jika engkau bermaksiat kepada Tuhanmu maka aku hari ini sebagai hukuman bagimu, aku adalah rumah yang bila ada orang taat memasukiku maka ia keluar dengan bahagia dan bila ada orang maksiat memasukiku maka ia ia keluar dariku dengan terusir.'”

Hunad bin As Sari meriwayatkan dari Hasan Al Ju’fi, dari Malik bin Maghul, dari Abdulloh bin Ubaid bin Umair, bahwa Allah menjadikan lisan bagi kubur yang dengannya ia berkata-kata, kubur berkata kepada anak cucu Adam: “Bagaimana engkau bisa melupakanku, apakah engkau tidak tahu bahwa aku adalah rumah pemangsa, rumah cacing tanah, rumah kesendirian dan rumah yang menakutkan?”

Kondisi Mayit yang Saleh

Ibnu Abi Dunya meriwayatkan dengan sanadnya dari Umar bin Dzar berkata: “Ketika mayit masuk dalam liang kuburnya, maka bumi memanggilnya baik ia orang taat maupun ma’siyat. Jika orang yang saleh maka pemanggil orang saleh memanggil bumi dari arah kuburan: “Sediakan untuknya taman yang hijau, jadilah engkau rahmat baginya. Dia adalah hamba Allah azza wajalla yang terbaik, dan sebaik-baik yang datang kepadamu.” Umar berkata: “Kemudian bumi berkata: ‘Sekarang dia berhak mendapat kemuliaan.'”

Nasihat dari Penghuni Kubur

Ibnu Abid Dunya dengan sanadnya dari Muhammad bin As Samak sang penasehat berkata: “Telah sampai kepada kami bahwa seseorang ketika diletakkan di dalam kuburnya, lalu di siksa atau ditimpakan kepadanya hal-hal yang tidak disukainya, maka tetangganya yang sudah meninggal menyerunya: ‘Wahai orang yang baru datang yang kematianmu telah didahului oleh saudara dan tetanggganya, sudahkah engkau mengambil pelajaran dari kami? Apakah engkau telah berfikir setelah kedahuluan kami? Apakah engkau tidak melihat terputusnya amalan-amalan kami karena kami suka menunda-nunda waktu? Apakah engkau tidak menyusuli amalan saudaramu yang tertinggal?'” Muhammad bin As Samak berkata: “Kemudian tanah kuburan berkata: ‘Wahai orang yg tertipu dengan gemerlapnya dunia, mengapa engkau tidak mau mengambil pelajaran dari keluargamu yang ada di dalam tanah, dunia telah menipunya sebelummu kemudian kedahuluan dijemput ajal sampai ke kubur dan engkau melihatnya dipikul dan di antar oleh para pecintanya ke tempat yang mau tidak mau harus ditempati.'”

Kesimpulan

Kajian ini memberikan gambaran tentang kondisi di alam kubur, termasuk bagaimana bumi dan kubur berinteraksi dengan mayit. Ditekankan pentingnya mempersiapkan diri dengan amal saleh selama hidup di dunia, karena kehidupan di alam kubur adalah awal dari kehidupan akhirat yang kekal.

Bagikan Artikel

Artikel Terkait