Pasutri ini masuk kloter 11 dan dijadwalkan berangkat pada Sabtu, 11 Juni 2022.
Islamkamil.com, Menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, tak hanya bisa dilakukan oleh mereka yang memiliki banyak harta. Dengan niat yang tulus, tekad yang kuat dan kesabaran, pasangan suami istri (pasutri) yang bekerja sebagai tukang becak dan buruh tani pun bisa menunaikan rukun Islam kelima tersebut.
Hal itu seperti yang dilakukan oleh Eme (65 tahun) dan istrinya, Icih (62). Warga Dusun Jatiraga, Desa/Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka itu, akan berangkat menunaikan ibadah haji pada tahun 1443 H /2022 M ini.
Bukan hal yang mudah bagi pasutri itu untuk bisa menjadi tamu Allah SWT di Tanah Suci. Di tengah kesulitan hidup akibat penghasilan yang pas-pasan, mereka terus menabung sejak tahun 2000 lalu.
Setiap hari, Eme menarik becak di sekitar Pasar Kadipaten. Dengan bermodalkan tenaganya dari mengayuh becak, penghasilan yang diperolehnya tidaklah menentu. Tergantung banyak sedikitnya penumpang yang menaiki becaknya. Pernah pula dia tidak mendapat uang sepeser pun karena tak dapat penumpang.
Sedangkan sang istri, Icih, bekerja sebagai buruh tani. Jika ada pemilik sawah yang membutuhkan tenaganya, maka dia bisa memperoleh upah Rp 60 ribu per hari. Namun, jika tidak ada panggilan kerja dari pemilik sawah, maka dia tidak memperoleh penghasilan sama sekali.
Meski demikian, pasutri itu tetap bertekad untuk menunaikan ibadah haji. Selama 22 tahun terakhir, mereka menabung Rp 20 ribu sampai Rp 50 ribu setiap harinya.
Dengan kesabaran dan niat yang kuat, Eme dan istrinya akhirnya bisa menyetorkan uang Rp 50 juta untuk mendaftar haji pada 2012 silam. Setelah itu, mereka kembali menabung untuk melunasi biaya haji.
“Alhamdulillah bisa berangkat tahun ini,” kata Eme, Kamis (9/6).
