Islamkamil.com
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • News
    • All
    • Daerah
    • Internasional
    • Nasional
    Teladan Para Ulama Muliakan Yatim

    Teladan Para Ulama Muliakan Yatim

    Kemenag Apresiasi Talenta Berbakat yang Muncul dari Perhelatan Pesona PTKN 2022

    Kemenag Apresiasi Talenta Berbakat yang Muncul dari Perhelatan Pesona PTKN 2022

    Magelang Gelar Pesantren Kilat untuk Anak Yatim

    Keutamaan Mencintai Anak Yatim | Republika Online

    Pejabat Yunani Sebut Perlunya Memata-Matai Wakil Parlemen Muslim

    Pejabat Yunani Sebut Perlunya Memata-Matai Wakil Parlemen Muslim

    PBNU Tunjuk Plt Bendahara Umum

    PBNU Tunjuk Plt Bendahara Umum

    Muharram Bangkit,  BMH Bahagiakan Dino, Rahmat dan Santri Yatim lainnya di Parepare

    Muharram Bangkit,  BMH Bahagiakan Dino, Rahmat dan Santri Yatim lainnya di Parepare

    PBNU Promosikan Islam Wasathiyah pada Ulama Afghanistan

    IPNU Minta Mendikbud Beri Ruang Organisasi Pelajar Masuk Sekolah

    IPNU dan PPNU Diminta Jaga Persatuan Melalui Islam Moderat

    Buka Kongres IPNU, Mahfud MD: Jaga Wasthiyah Islam

    Brunei Darussalam Peringati 60 Tahun Terbentuknya Mufti Negara

    Brunei Darussalam Peringati 60 Tahun Terbentuknya Mufti Negara

  • Diskusi
    6145. TAFSIR MIMPI MAKAN KECOA

    6174. HUKUM MINUM SAMBIL BERDIRI

    6145. TAFSIR MIMPI MAKAN KECOA

    6173. HABIS WUDHU PEGANG BAYI YANG BARU LAHIR LANJUT SHOLAT, SAHKAH SHOLATNYA ?

    6145. TAFSIR MIMPI MAKAN KECOA

    6172. Ikhtilaf ulama terkait qurban atas nama mayyit

    6145. TAFSIR MIMPI MAKAN KECOA

    6171. Maksud Hadits : Allah tidak akan bosan hingga kalian bosan

    6145. TAFSIR MIMPI MAKAN KECOA

    6170. SAH KAH BERQURBAN DENGAN SAPI YANG TERPOTONG EKORNYA

    6145. TAFSIR MIMPI MAKAN KECOA

    6169. HUKUM MENYEMBELIH DENGAN CARA MELIBAS LEHER HEWAN LEWAT TENGKUK / LEHER BELAKANG HINGGA PUTUS

    6145. TAFSIR MIMPI MAKAN KECOA

    6168. MENYEMBELIH HEWAN QURBAN DENGAN GERGAJI MESIN ATAU GERENDO

    6145. TAFSIR MIMPI MAKAN KECOA

    6167. SAH KAH BER QURBAN DENGAN HEWAN YANG TERKENA PENYAKIT PMK ?

    6145. TAFSIR MIMPI MAKAN KECOA

    6166. Bolehkan Uang Kas Masjid Dipakai untuk THR Para Imam, Ustadz atau Pengurus Takmir Masjid ?

  • Home
  • News
    • All
    • Daerah
    • Internasional
    • Nasional
    Teladan Para Ulama Muliakan Yatim

    Teladan Para Ulama Muliakan Yatim

    Kemenag Apresiasi Talenta Berbakat yang Muncul dari Perhelatan Pesona PTKN 2022

    Kemenag Apresiasi Talenta Berbakat yang Muncul dari Perhelatan Pesona PTKN 2022

    Magelang Gelar Pesantren Kilat untuk Anak Yatim

    Keutamaan Mencintai Anak Yatim | Republika Online

    Pejabat Yunani Sebut Perlunya Memata-Matai Wakil Parlemen Muslim

    Pejabat Yunani Sebut Perlunya Memata-Matai Wakil Parlemen Muslim

    PBNU Tunjuk Plt Bendahara Umum

    PBNU Tunjuk Plt Bendahara Umum

    Muharram Bangkit,  BMH Bahagiakan Dino, Rahmat dan Santri Yatim lainnya di Parepare

    Muharram Bangkit,  BMH Bahagiakan Dino, Rahmat dan Santri Yatim lainnya di Parepare

    PBNU Promosikan Islam Wasathiyah pada Ulama Afghanistan

    IPNU Minta Mendikbud Beri Ruang Organisasi Pelajar Masuk Sekolah

    IPNU dan PPNU Diminta Jaga Persatuan Melalui Islam Moderat

    Buka Kongres IPNU, Mahfud MD: Jaga Wasthiyah Islam

    Brunei Darussalam Peringati 60 Tahun Terbentuknya Mufti Negara

    Brunei Darussalam Peringati 60 Tahun Terbentuknya Mufti Negara

  • Diskusi
    6145. TAFSIR MIMPI MAKAN KECOA

    6174. HUKUM MINUM SAMBIL BERDIRI

    6145. TAFSIR MIMPI MAKAN KECOA

    6173. HABIS WUDHU PEGANG BAYI YANG BARU LAHIR LANJUT SHOLAT, SAHKAH SHOLATNYA ?

    6145. TAFSIR MIMPI MAKAN KECOA

    6172. Ikhtilaf ulama terkait qurban atas nama mayyit

    6145. TAFSIR MIMPI MAKAN KECOA

    6171. Maksud Hadits : Allah tidak akan bosan hingga kalian bosan

    6145. TAFSIR MIMPI MAKAN KECOA

    6170. SAH KAH BERQURBAN DENGAN SAPI YANG TERPOTONG EKORNYA

    6145. TAFSIR MIMPI MAKAN KECOA

    6169. HUKUM MENYEMBELIH DENGAN CARA MELIBAS LEHER HEWAN LEWAT TENGKUK / LEHER BELAKANG HINGGA PUTUS

    6145. TAFSIR MIMPI MAKAN KECOA

    6168. MENYEMBELIH HEWAN QURBAN DENGAN GERGAJI MESIN ATAU GERENDO

    6145. TAFSIR MIMPI MAKAN KECOA

    6167. SAH KAH BER QURBAN DENGAN HEWAN YANG TERKENA PENYAKIT PMK ?

    6145. TAFSIR MIMPI MAKAN KECOA

    6166. Bolehkan Uang Kas Masjid Dipakai untuk THR Para Imam, Ustadz atau Pengurus Takmir Masjid ?

No Result
View All Result
islamkamil.com
No Result
View All Result

Apakah Ada Umrah Mabrur atau Mabrurah?

June 11, 2022
Reading Time: 2 mins read
0
Apakah Ada Umrah Mabrur atau Mabrurah?

Warning: Attempt to read property "child" on null in /home/islamkamil.com/public_html/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 45

Warning: Attempt to read property "child" on null in /home/islamkamil.com/public_html/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 25

Warning: Attempt to read property "child" on null in /home/islamkamil.com/public_html/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 25

Warning: Attempt to read property "child" on null in /home/islamkamil.com/public_html/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 25

Warning: Attempt to read property "child" on null in /home/islamkamil.com/public_html/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 45

Warning: Attempt to read property "child" on null in /home/islamkamil.com/public_html/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 25

Orang sering mendengar istilah “haji mabrur.” Haji mabrur merupakan amal paling utama yang memiliki ganjaran luar biasa istimewa. Keutamaan haji mabrur dapat ditemukan pada banyak hadits. Tetapi kita jarang mendengar umrah mabrur atau umrah mabrurah.

Kita jarang mendengar masyarakat mengucapkan doa kepada jamaah umrah, “Semoga menjadi umrah mabrur” atau “Semoga menjadi umrah mabrurah.”

Riwayat Bukhari dan Muslim merupakan salah satu dari hadits yang menyebutkan keutamaan haji mabrur. Riwayat berikut ini menempatkan haji mabrur pada tingkat ketiga sebagai amal yang utama dalam Islam.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ إِيمَانٌ بِاللهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ قِيلَ لَهُ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ حَجٌّ مَبْرُورٌ

Artinya: “Dari sahabat Abu Hurairah ra, ketika ditanya, ‘Apakah amal paling utama?’ Nabi Muhammad saw menjawab, ‘Iman kepada Allah dan rasul-Nya.’ ‘Lalu apa lagi?’ sahabat bertanya. ‘Jihad di jalan Allah,’ jawab Rasul. ‘Kemudian apalagi?’ sahabat bertanya. ‘Haji mabrur,’ jawab Rasul,” (HR Bukhari dan Muslim).

Riwayat Ibnu Hibban dari sahabat Abu Hurairah ra menyebutkan juga menempatkan haji mabrur pada urutan ketiga amal yang paling utama dalam Islam. Rasulullah saw bersabda pada riwayat tersebut, “Amal paling utama di sisi Allah adalah keimanan tanpa ragu, jihad tanpa ghulul, dan haji mabrur.”

Sahabat Abu Hurairah ra berkata, “Haji mabrur menghapus dosa setahun.”

Banyak lagi hadits yang menyebut istilah haji mabrur. Tetapi apakah ada istilah bagi “umrah mabrur” atau “umrah mabrurah.” Imam Al-Hafizh Zakiyyuddin Abdul Azhim bin Abdul Qawiy Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif mengutip hadits riwayat Ahmad yang menggunakan istilah “umrah mabrurah.”

عَنْ عَمْرِو بِنِ عَبْسَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ أَنْ يُسْلِمَ لِلَّهِ قَلْبُكَ، وَأَنْ يَسْلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِكَ وَيَدِكَ. قَالَ فَأَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْإِيمَانُ. قَالَ فَمَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ. قَالَ فَأَيُّ الْإِيمَانِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْهِجْرَةُ. قَالَ وَمَا الْهِجْرَةُ؟ قَالَ أَنْ تَهْجُرَ السُّوءَ. قَالَ فَأَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْجِهَادُ. قَالَ وَمَا الْجِهَادُ؟ قَالَ أَنْ تُقَاتِلَ الْكُفَّارَ إِذَا لَقِيتَهُمْ. قَالَ فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ؟ قَالَ مَنْ عُوْقِرَ جَوَادُهُ وَأُهْرِيْقَ دَمُهُ. قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عَمَلَانِ هُمَا مِنْ أَفْضَلِ الْأَعْمَالِ إِلَّا مَنْ عَمِلَ بِمِثْلِهِمَا: حَجَّةٌ مَبْرُورَةٌ أَوْ عُمْرَةٌ مَبْرُورَةٌ رواه أحمد والطبراني والبيهقي

Artinya: “Dari Amr bin Absah ra, ia bercerita. Seseorang bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw, apakah Islam itu?’ ‘(Islam itu) kepasrahan hatimu kepada Allah dan keselamatan orang lain dari kejahatan mulut dan tanganmu,’ jawab Rasulullah saw. ‘Lalu manakah bagian Islam yang utama?’ ‘Iman,’ jawab Rasulullah. ‘Apakah iman itu?’ tanya orang tersebut. ‘Kamu mempercayai Allah, malaikat, kitab suci, para rasul, dan kebangkitan setelah kiamat,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah bagian iman yang utama?’ tanyanya. ‘Hijrah,’ jawab Rasul. ‘Apakah hijrah itu?’ tanyanya. ‘Kamu meninggalkan keburukan,’ jawab Rasul. ‘Manakah hijrah yang utama?’ tanyanya. ‘Jihad,’ jawab Rasul. ‘Apakah jihad itu?’ tanyanya. ‘Kamu memerangi orang kafir ketika menjumpai mereka di medan perang,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah jihad yang utama?’ tanyanya. ‘Orang yang kuda perangnya terjatuh dan dirinya terluka,’ jawab Rasul. ‘Lalu ada dua amal ibadah yang paling utama kecuali orang yang mengamalkan seperti keduanya, yaitu haji mabrur dan umrah mabrurah,’” (HR Ahmad, At-Thabarani, dan Al-Baihaqi) (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz II, halaman 71).

Adapun haji mabrur adalah haji tidak mengandung perbuatan maksiat. (Al-Mundziri, 1998 M/1418 H: II/69). Haji mabrur tidak mengandung perbuatan keji pada larangan ihram dan ucapan kotor.

Haji mabrur sebagaimana riwayat hadits berisi perbuatan baik seperti memberikan makan orang lain, berkata yang baik, dan menebarkan salam perdamaian. Lalu bagaimana dengan kriteria umrah mabrur atau umrah mabrurah? Tentu kriterianya tidak berbeda jauh dengan kriteria haji mabrur. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)

ADVERTISEMENT

Orang sering mendengar istilah “haji mabrur.” Haji mabrur merupakan amal paling utama yang memiliki ganjaran luar biasa istimewa. Keutamaan haji mabrur dapat ditemukan pada banyak hadits. Tetapi kita jarang mendengar umrah mabrur atau umrah mabrurah.

Kita jarang mendengar masyarakat mengucapkan doa kepada jamaah umrah, “Semoga menjadi umrah mabrur” atau “Semoga menjadi umrah mabrurah.”

Riwayat Bukhari dan Muslim merupakan salah satu dari hadits yang menyebutkan keutamaan haji mabrur. Riwayat berikut ini menempatkan haji mabrur pada tingkat ketiga sebagai amal yang utama dalam Islam.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ إِيمَانٌ بِاللهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ قِيلَ لَهُ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ حَجٌّ مَبْرُورٌ

Artinya: “Dari sahabat Abu Hurairah ra, ketika ditanya, ‘Apakah amal paling utama?’ Nabi Muhammad saw menjawab, ‘Iman kepada Allah dan rasul-Nya.’ ‘Lalu apa lagi?’ sahabat bertanya. ‘Jihad di jalan Allah,’ jawab Rasul. ‘Kemudian apalagi?’ sahabat bertanya. ‘Haji mabrur,’ jawab Rasul,” (HR Bukhari dan Muslim).

Riwayat Ibnu Hibban dari sahabat Abu Hurairah ra menyebutkan juga menempatkan haji mabrur pada urutan ketiga amal yang paling utama dalam Islam. Rasulullah saw bersabda pada riwayat tersebut, “Amal paling utama di sisi Allah adalah keimanan tanpa ragu, jihad tanpa ghulul, dan haji mabrur.”

Sahabat Abu Hurairah ra berkata, “Haji mabrur menghapus dosa setahun.”

Banyak lagi hadits yang menyebut istilah haji mabrur. Tetapi apakah ada istilah bagi “umrah mabrur” atau “umrah mabrurah.” Imam Al-Hafizh Zakiyyuddin Abdul Azhim bin Abdul Qawiy Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif mengutip hadits riwayat Ahmad yang menggunakan istilah “umrah mabrurah.”

عَنْ عَمْرِو بِنِ عَبْسَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ أَنْ يُسْلِمَ لِلَّهِ قَلْبُكَ، وَأَنْ يَسْلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِكَ وَيَدِكَ. قَالَ فَأَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْإِيمَانُ. قَالَ فَمَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ. قَالَ فَأَيُّ الْإِيمَانِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْهِجْرَةُ. قَالَ وَمَا الْهِجْرَةُ؟ قَالَ أَنْ تَهْجُرَ السُّوءَ. قَالَ فَأَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْجِهَادُ. قَالَ وَمَا الْجِهَادُ؟ قَالَ أَنْ تُقَاتِلَ الْكُفَّارَ إِذَا لَقِيتَهُمْ. قَالَ فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ؟ قَالَ مَنْ عُوْقِرَ جَوَادُهُ وَأُهْرِيْقَ دَمُهُ. قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عَمَلَانِ هُمَا مِنْ أَفْضَلِ الْأَعْمَالِ إِلَّا مَنْ عَمِلَ بِمِثْلِهِمَا: حَجَّةٌ مَبْرُورَةٌ أَوْ عُمْرَةٌ مَبْرُورَةٌ رواه أحمد والطبراني والبيهقي

Artinya: “Dari Amr bin Absah ra, ia bercerita. Seseorang bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw, apakah Islam itu?’ ‘(Islam itu) kepasrahan hatimu kepada Allah dan keselamatan orang lain dari kejahatan mulut dan tanganmu,’ jawab Rasulullah saw. ‘Lalu manakah bagian Islam yang utama?’ ‘Iman,’ jawab Rasulullah. ‘Apakah iman itu?’ tanya orang tersebut. ‘Kamu mempercayai Allah, malaikat, kitab suci, para rasul, dan kebangkitan setelah kiamat,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah bagian iman yang utama?’ tanyanya. ‘Hijrah,’ jawab Rasul. ‘Apakah hijrah itu?’ tanyanya. ‘Kamu meninggalkan keburukan,’ jawab Rasul. ‘Manakah hijrah yang utama?’ tanyanya. ‘Jihad,’ jawab Rasul. ‘Apakah jihad itu?’ tanyanya. ‘Kamu memerangi orang kafir ketika menjumpai mereka di medan perang,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah jihad yang utama?’ tanyanya. ‘Orang yang kuda perangnya terjatuh dan dirinya terluka,’ jawab Rasul. ‘Lalu ada dua amal ibadah yang paling utama kecuali orang yang mengamalkan seperti keduanya, yaitu haji mabrur dan umrah mabrurah,’” (HR Ahmad, At-Thabarani, dan Al-Baihaqi) (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz II, halaman 71).

Adapun haji mabrur adalah haji tidak mengandung perbuatan maksiat. (Al-Mundziri, 1998 M/1418 H: II/69). Haji mabrur tidak mengandung perbuatan keji pada larangan ihram dan ucapan kotor.

Haji mabrur sebagaimana riwayat hadits berisi perbuatan baik seperti memberikan makan orang lain, berkata yang baik, dan menebarkan salam perdamaian. Lalu bagaimana dengan kriteria umrah mabrur atau umrah mabrurah? Tentu kriterianya tidak berbeda jauh dengan kriteria haji mabrur. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)

Orang sering mendengar istilah “haji mabrur.” Haji mabrur merupakan amal paling utama yang memiliki ganjaran luar biasa istimewa. Keutamaan haji mabrur dapat ditemukan pada banyak hadits. Tetapi kita jarang mendengar umrah mabrur atau umrah mabrurah.

Kita jarang mendengar masyarakat mengucapkan doa kepada jamaah umrah, “Semoga menjadi umrah mabrur” atau “Semoga menjadi umrah mabrurah.”

Riwayat Bukhari dan Muslim merupakan salah satu dari hadits yang menyebutkan keutamaan haji mabrur. Riwayat berikut ini menempatkan haji mabrur pada tingkat ketiga sebagai amal yang utama dalam Islam.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ إِيمَانٌ بِاللهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ قِيلَ لَهُ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ حَجٌّ مَبْرُورٌ

Artinya: “Dari sahabat Abu Hurairah ra, ketika ditanya, ‘Apakah amal paling utama?’ Nabi Muhammad saw menjawab, ‘Iman kepada Allah dan rasul-Nya.’ ‘Lalu apa lagi?’ sahabat bertanya. ‘Jihad di jalan Allah,’ jawab Rasul. ‘Kemudian apalagi?’ sahabat bertanya. ‘Haji mabrur,’ jawab Rasul,” (HR Bukhari dan Muslim).

Riwayat Ibnu Hibban dari sahabat Abu Hurairah ra menyebutkan juga menempatkan haji mabrur pada urutan ketiga amal yang paling utama dalam Islam. Rasulullah saw bersabda pada riwayat tersebut, “Amal paling utama di sisi Allah adalah keimanan tanpa ragu, jihad tanpa ghulul, dan haji mabrur.”

Sahabat Abu Hurairah ra berkata, “Haji mabrur menghapus dosa setahun.”

Banyak lagi hadits yang menyebut istilah haji mabrur. Tetapi apakah ada istilah bagi “umrah mabrur” atau “umrah mabrurah.” Imam Al-Hafizh Zakiyyuddin Abdul Azhim bin Abdul Qawiy Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif mengutip hadits riwayat Ahmad yang menggunakan istilah “umrah mabrurah.”

عَنْ عَمْرِو بِنِ عَبْسَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ أَنْ يُسْلِمَ لِلَّهِ قَلْبُكَ، وَأَنْ يَسْلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِكَ وَيَدِكَ. قَالَ فَأَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْإِيمَانُ. قَالَ فَمَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ. قَالَ فَأَيُّ الْإِيمَانِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْهِجْرَةُ. قَالَ وَمَا الْهِجْرَةُ؟ قَالَ أَنْ تَهْجُرَ السُّوءَ. قَالَ فَأَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْجِهَادُ. قَالَ وَمَا الْجِهَادُ؟ قَالَ أَنْ تُقَاتِلَ الْكُفَّارَ إِذَا لَقِيتَهُمْ. قَالَ فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ؟ قَالَ مَنْ عُوْقِرَ جَوَادُهُ وَأُهْرِيْقَ دَمُهُ. قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عَمَلَانِ هُمَا مِنْ أَفْضَلِ الْأَعْمَالِ إِلَّا مَنْ عَمِلَ بِمِثْلِهِمَا: حَجَّةٌ مَبْرُورَةٌ أَوْ عُمْرَةٌ مَبْرُورَةٌ رواه أحمد والطبراني والبيهقي

Artinya: “Dari Amr bin Absah ra, ia bercerita. Seseorang bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw, apakah Islam itu?’ ‘(Islam itu) kepasrahan hatimu kepada Allah dan keselamatan orang lain dari kejahatan mulut dan tanganmu,’ jawab Rasulullah saw. ‘Lalu manakah bagian Islam yang utama?’ ‘Iman,’ jawab Rasulullah. ‘Apakah iman itu?’ tanya orang tersebut. ‘Kamu mempercayai Allah, malaikat, kitab suci, para rasul, dan kebangkitan setelah kiamat,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah bagian iman yang utama?’ tanyanya. ‘Hijrah,’ jawab Rasul. ‘Apakah hijrah itu?’ tanyanya. ‘Kamu meninggalkan keburukan,’ jawab Rasul. ‘Manakah hijrah yang utama?’ tanyanya. ‘Jihad,’ jawab Rasul. ‘Apakah jihad itu?’ tanyanya. ‘Kamu memerangi orang kafir ketika menjumpai mereka di medan perang,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah jihad yang utama?’ tanyanya. ‘Orang yang kuda perangnya terjatuh dan dirinya terluka,’ jawab Rasul. ‘Lalu ada dua amal ibadah yang paling utama kecuali orang yang mengamalkan seperti keduanya, yaitu haji mabrur dan umrah mabrurah,’” (HR Ahmad, At-Thabarani, dan Al-Baihaqi) (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz II, halaman 71).

Adapun haji mabrur adalah haji tidak mengandung perbuatan maksiat. (Al-Mundziri, 1998 M/1418 H: II/69). Haji mabrur tidak mengandung perbuatan keji pada larangan ihram dan ucapan kotor.

Haji mabrur sebagaimana riwayat hadits berisi perbuatan baik seperti memberikan makan orang lain, berkata yang baik, dan menebarkan salam perdamaian. Lalu bagaimana dengan kriteria umrah mabrur atau umrah mabrurah? Tentu kriterianya tidak berbeda jauh dengan kriteria haji mabrur. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)

ADVERTISEMENT

Orang sering mendengar istilah “haji mabrur.” Haji mabrur merupakan amal paling utama yang memiliki ganjaran luar biasa istimewa. Keutamaan haji mabrur dapat ditemukan pada banyak hadits. Tetapi kita jarang mendengar umrah mabrur atau umrah mabrurah.

Kita jarang mendengar masyarakat mengucapkan doa kepada jamaah umrah, “Semoga menjadi umrah mabrur” atau “Semoga menjadi umrah mabrurah.”

Riwayat Bukhari dan Muslim merupakan salah satu dari hadits yang menyebutkan keutamaan haji mabrur. Riwayat berikut ini menempatkan haji mabrur pada tingkat ketiga sebagai amal yang utama dalam Islam.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ إِيمَانٌ بِاللهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ قِيلَ لَهُ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ حَجٌّ مَبْرُورٌ

Artinya: “Dari sahabat Abu Hurairah ra, ketika ditanya, ‘Apakah amal paling utama?’ Nabi Muhammad saw menjawab, ‘Iman kepada Allah dan rasul-Nya.’ ‘Lalu apa lagi?’ sahabat bertanya. ‘Jihad di jalan Allah,’ jawab Rasul. ‘Kemudian apalagi?’ sahabat bertanya. ‘Haji mabrur,’ jawab Rasul,” (HR Bukhari dan Muslim).

Riwayat Ibnu Hibban dari sahabat Abu Hurairah ra menyebutkan juga menempatkan haji mabrur pada urutan ketiga amal yang paling utama dalam Islam. Rasulullah saw bersabda pada riwayat tersebut, “Amal paling utama di sisi Allah adalah keimanan tanpa ragu, jihad tanpa ghulul, dan haji mabrur.”

Sahabat Abu Hurairah ra berkata, “Haji mabrur menghapus dosa setahun.”

Banyak lagi hadits yang menyebut istilah haji mabrur. Tetapi apakah ada istilah bagi “umrah mabrur” atau “umrah mabrurah.” Imam Al-Hafizh Zakiyyuddin Abdul Azhim bin Abdul Qawiy Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif mengutip hadits riwayat Ahmad yang menggunakan istilah “umrah mabrurah.”

عَنْ عَمْرِو بِنِ عَبْسَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ أَنْ يُسْلِمَ لِلَّهِ قَلْبُكَ، وَأَنْ يَسْلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِكَ وَيَدِكَ. قَالَ فَأَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْإِيمَانُ. قَالَ فَمَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ. قَالَ فَأَيُّ الْإِيمَانِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْهِجْرَةُ. قَالَ وَمَا الْهِجْرَةُ؟ قَالَ أَنْ تَهْجُرَ السُّوءَ. قَالَ فَأَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْجِهَادُ. قَالَ وَمَا الْجِهَادُ؟ قَالَ أَنْ تُقَاتِلَ الْكُفَّارَ إِذَا لَقِيتَهُمْ. قَالَ فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ؟ قَالَ مَنْ عُوْقِرَ جَوَادُهُ وَأُهْرِيْقَ دَمُهُ. قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عَمَلَانِ هُمَا مِنْ أَفْضَلِ الْأَعْمَالِ إِلَّا مَنْ عَمِلَ بِمِثْلِهِمَا: حَجَّةٌ مَبْرُورَةٌ أَوْ عُمْرَةٌ مَبْرُورَةٌ رواه أحمد والطبراني والبيهقي

Artinya: “Dari Amr bin Absah ra, ia bercerita. Seseorang bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw, apakah Islam itu?’ ‘(Islam itu) kepasrahan hatimu kepada Allah dan keselamatan orang lain dari kejahatan mulut dan tanganmu,’ jawab Rasulullah saw. ‘Lalu manakah bagian Islam yang utama?’ ‘Iman,’ jawab Rasulullah. ‘Apakah iman itu?’ tanya orang tersebut. ‘Kamu mempercayai Allah, malaikat, kitab suci, para rasul, dan kebangkitan setelah kiamat,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah bagian iman yang utama?’ tanyanya. ‘Hijrah,’ jawab Rasul. ‘Apakah hijrah itu?’ tanyanya. ‘Kamu meninggalkan keburukan,’ jawab Rasul. ‘Manakah hijrah yang utama?’ tanyanya. ‘Jihad,’ jawab Rasul. ‘Apakah jihad itu?’ tanyanya. ‘Kamu memerangi orang kafir ketika menjumpai mereka di medan perang,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah jihad yang utama?’ tanyanya. ‘Orang yang kuda perangnya terjatuh dan dirinya terluka,’ jawab Rasul. ‘Lalu ada dua amal ibadah yang paling utama kecuali orang yang mengamalkan seperti keduanya, yaitu haji mabrur dan umrah mabrurah,’” (HR Ahmad, At-Thabarani, dan Al-Baihaqi) (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz II, halaman 71).

Adapun haji mabrur adalah haji tidak mengandung perbuatan maksiat. (Al-Mundziri, 1998 M/1418 H: II/69). Haji mabrur tidak mengandung perbuatan keji pada larangan ihram dan ucapan kotor.

Haji mabrur sebagaimana riwayat hadits berisi perbuatan baik seperti memberikan makan orang lain, berkata yang baik, dan menebarkan salam perdamaian. Lalu bagaimana dengan kriteria umrah mabrur atau umrah mabrurah? Tentu kriterianya tidak berbeda jauh dengan kriteria haji mabrur. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)

Orang sering mendengar istilah “haji mabrur.” Haji mabrur merupakan amal paling utama yang memiliki ganjaran luar biasa istimewa. Keutamaan haji mabrur dapat ditemukan pada banyak hadits. Tetapi kita jarang mendengar umrah mabrur atau umrah mabrurah.

Kita jarang mendengar masyarakat mengucapkan doa kepada jamaah umrah, “Semoga menjadi umrah mabrur” atau “Semoga menjadi umrah mabrurah.”

Riwayat Bukhari dan Muslim merupakan salah satu dari hadits yang menyebutkan keutamaan haji mabrur. Riwayat berikut ini menempatkan haji mabrur pada tingkat ketiga sebagai amal yang utama dalam Islam.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ إِيمَانٌ بِاللهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ قِيلَ لَهُ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ حَجٌّ مَبْرُورٌ

Artinya: “Dari sahabat Abu Hurairah ra, ketika ditanya, ‘Apakah amal paling utama?’ Nabi Muhammad saw menjawab, ‘Iman kepada Allah dan rasul-Nya.’ ‘Lalu apa lagi?’ sahabat bertanya. ‘Jihad di jalan Allah,’ jawab Rasul. ‘Kemudian apalagi?’ sahabat bertanya. ‘Haji mabrur,’ jawab Rasul,” (HR Bukhari dan Muslim).

Riwayat Ibnu Hibban dari sahabat Abu Hurairah ra menyebutkan juga menempatkan haji mabrur pada urutan ketiga amal yang paling utama dalam Islam. Rasulullah saw bersabda pada riwayat tersebut, “Amal paling utama di sisi Allah adalah keimanan tanpa ragu, jihad tanpa ghulul, dan haji mabrur.”

Sahabat Abu Hurairah ra berkata, “Haji mabrur menghapus dosa setahun.”

Banyak lagi hadits yang menyebut istilah haji mabrur. Tetapi apakah ada istilah bagi “umrah mabrur” atau “umrah mabrurah.” Imam Al-Hafizh Zakiyyuddin Abdul Azhim bin Abdul Qawiy Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif mengutip hadits riwayat Ahmad yang menggunakan istilah “umrah mabrurah.”

عَنْ عَمْرِو بِنِ عَبْسَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ أَنْ يُسْلِمَ لِلَّهِ قَلْبُكَ، وَأَنْ يَسْلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِكَ وَيَدِكَ. قَالَ فَأَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْإِيمَانُ. قَالَ فَمَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ. قَالَ فَأَيُّ الْإِيمَانِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْهِجْرَةُ. قَالَ وَمَا الْهِجْرَةُ؟ قَالَ أَنْ تَهْجُرَ السُّوءَ. قَالَ فَأَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْجِهَادُ. قَالَ وَمَا الْجِهَادُ؟ قَالَ أَنْ تُقَاتِلَ الْكُفَّارَ إِذَا لَقِيتَهُمْ. قَالَ فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ؟ قَالَ مَنْ عُوْقِرَ جَوَادُهُ وَأُهْرِيْقَ دَمُهُ. قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عَمَلَانِ هُمَا مِنْ أَفْضَلِ الْأَعْمَالِ إِلَّا مَنْ عَمِلَ بِمِثْلِهِمَا: حَجَّةٌ مَبْرُورَةٌ أَوْ عُمْرَةٌ مَبْرُورَةٌ رواه أحمد والطبراني والبيهقي

Artinya: “Dari Amr bin Absah ra, ia bercerita. Seseorang bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw, apakah Islam itu?’ ‘(Islam itu) kepasrahan hatimu kepada Allah dan keselamatan orang lain dari kejahatan mulut dan tanganmu,’ jawab Rasulullah saw. ‘Lalu manakah bagian Islam yang utama?’ ‘Iman,’ jawab Rasulullah. ‘Apakah iman itu?’ tanya orang tersebut. ‘Kamu mempercayai Allah, malaikat, kitab suci, para rasul, dan kebangkitan setelah kiamat,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah bagian iman yang utama?’ tanyanya. ‘Hijrah,’ jawab Rasul. ‘Apakah hijrah itu?’ tanyanya. ‘Kamu meninggalkan keburukan,’ jawab Rasul. ‘Manakah hijrah yang utama?’ tanyanya. ‘Jihad,’ jawab Rasul. ‘Apakah jihad itu?’ tanyanya. ‘Kamu memerangi orang kafir ketika menjumpai mereka di medan perang,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah jihad yang utama?’ tanyanya. ‘Orang yang kuda perangnya terjatuh dan dirinya terluka,’ jawab Rasul. ‘Lalu ada dua amal ibadah yang paling utama kecuali orang yang mengamalkan seperti keduanya, yaitu haji mabrur dan umrah mabrurah,’” (HR Ahmad, At-Thabarani, dan Al-Baihaqi) (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz II, halaman 71).

Adapun haji mabrur adalah haji tidak mengandung perbuatan maksiat. (Al-Mundziri, 1998 M/1418 H: II/69). Haji mabrur tidak mengandung perbuatan keji pada larangan ihram dan ucapan kotor.

Haji mabrur sebagaimana riwayat hadits berisi perbuatan baik seperti memberikan makan orang lain, berkata yang baik, dan menebarkan salam perdamaian. Lalu bagaimana dengan kriteria umrah mabrur atau umrah mabrurah? Tentu kriterianya tidak berbeda jauh dengan kriteria haji mabrur. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)

ADVERTISEMENT

Orang sering mendengar istilah “haji mabrur.” Haji mabrur merupakan amal paling utama yang memiliki ganjaran luar biasa istimewa. Keutamaan haji mabrur dapat ditemukan pada banyak hadits. Tetapi kita jarang mendengar umrah mabrur atau umrah mabrurah.

Kita jarang mendengar masyarakat mengucapkan doa kepada jamaah umrah, “Semoga menjadi umrah mabrur” atau “Semoga menjadi umrah mabrurah.”

Riwayat Bukhari dan Muslim merupakan salah satu dari hadits yang menyebutkan keutamaan haji mabrur. Riwayat berikut ini menempatkan haji mabrur pada tingkat ketiga sebagai amal yang utama dalam Islam.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ إِيمَانٌ بِاللهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ قِيلَ لَهُ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ حَجٌّ مَبْرُورٌ

Artinya: “Dari sahabat Abu Hurairah ra, ketika ditanya, ‘Apakah amal paling utama?’ Nabi Muhammad saw menjawab, ‘Iman kepada Allah dan rasul-Nya.’ ‘Lalu apa lagi?’ sahabat bertanya. ‘Jihad di jalan Allah,’ jawab Rasul. ‘Kemudian apalagi?’ sahabat bertanya. ‘Haji mabrur,’ jawab Rasul,” (HR Bukhari dan Muslim).

Riwayat Ibnu Hibban dari sahabat Abu Hurairah ra menyebutkan juga menempatkan haji mabrur pada urutan ketiga amal yang paling utama dalam Islam. Rasulullah saw bersabda pada riwayat tersebut, “Amal paling utama di sisi Allah adalah keimanan tanpa ragu, jihad tanpa ghulul, dan haji mabrur.”

Sahabat Abu Hurairah ra berkata, “Haji mabrur menghapus dosa setahun.”

Banyak lagi hadits yang menyebut istilah haji mabrur. Tetapi apakah ada istilah bagi “umrah mabrur” atau “umrah mabrurah.” Imam Al-Hafizh Zakiyyuddin Abdul Azhim bin Abdul Qawiy Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif mengutip hadits riwayat Ahmad yang menggunakan istilah “umrah mabrurah.”

عَنْ عَمْرِو بِنِ عَبْسَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ أَنْ يُسْلِمَ لِلَّهِ قَلْبُكَ، وَأَنْ يَسْلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِكَ وَيَدِكَ. قَالَ فَأَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْإِيمَانُ. قَالَ فَمَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ. قَالَ فَأَيُّ الْإِيمَانِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْهِجْرَةُ. قَالَ وَمَا الْهِجْرَةُ؟ قَالَ أَنْ تَهْجُرَ السُّوءَ. قَالَ فَأَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْجِهَادُ. قَالَ وَمَا الْجِهَادُ؟ قَالَ أَنْ تُقَاتِلَ الْكُفَّارَ إِذَا لَقِيتَهُمْ. قَالَ فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ؟ قَالَ مَنْ عُوْقِرَ جَوَادُهُ وَأُهْرِيْقَ دَمُهُ. قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عَمَلَانِ هُمَا مِنْ أَفْضَلِ الْأَعْمَالِ إِلَّا مَنْ عَمِلَ بِمِثْلِهِمَا: حَجَّةٌ مَبْرُورَةٌ أَوْ عُمْرَةٌ مَبْرُورَةٌ رواه أحمد والطبراني والبيهقي

Artinya: “Dari Amr bin Absah ra, ia bercerita. Seseorang bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw, apakah Islam itu?’ ‘(Islam itu) kepasrahan hatimu kepada Allah dan keselamatan orang lain dari kejahatan mulut dan tanganmu,’ jawab Rasulullah saw. ‘Lalu manakah bagian Islam yang utama?’ ‘Iman,’ jawab Rasulullah. ‘Apakah iman itu?’ tanya orang tersebut. ‘Kamu mempercayai Allah, malaikat, kitab suci, para rasul, dan kebangkitan setelah kiamat,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah bagian iman yang utama?’ tanyanya. ‘Hijrah,’ jawab Rasul. ‘Apakah hijrah itu?’ tanyanya. ‘Kamu meninggalkan keburukan,’ jawab Rasul. ‘Manakah hijrah yang utama?’ tanyanya. ‘Jihad,’ jawab Rasul. ‘Apakah jihad itu?’ tanyanya. ‘Kamu memerangi orang kafir ketika menjumpai mereka di medan perang,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah jihad yang utama?’ tanyanya. ‘Orang yang kuda perangnya terjatuh dan dirinya terluka,’ jawab Rasul. ‘Lalu ada dua amal ibadah yang paling utama kecuali orang yang mengamalkan seperti keduanya, yaitu haji mabrur dan umrah mabrurah,’” (HR Ahmad, At-Thabarani, dan Al-Baihaqi) (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz II, halaman 71).

Adapun haji mabrur adalah haji tidak mengandung perbuatan maksiat. (Al-Mundziri, 1998 M/1418 H: II/69). Haji mabrur tidak mengandung perbuatan keji pada larangan ihram dan ucapan kotor.

Haji mabrur sebagaimana riwayat hadits berisi perbuatan baik seperti memberikan makan orang lain, berkata yang baik, dan menebarkan salam perdamaian. Lalu bagaimana dengan kriteria umrah mabrur atau umrah mabrurah? Tentu kriterianya tidak berbeda jauh dengan kriteria haji mabrur. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)

Orang sering mendengar istilah “haji mabrur.” Haji mabrur merupakan amal paling utama yang memiliki ganjaran luar biasa istimewa. Keutamaan haji mabrur dapat ditemukan pada banyak hadits. Tetapi kita jarang mendengar umrah mabrur atau umrah mabrurah.

Kita jarang mendengar masyarakat mengucapkan doa kepada jamaah umrah, “Semoga menjadi umrah mabrur” atau “Semoga menjadi umrah mabrurah.”

Riwayat Bukhari dan Muslim merupakan salah satu dari hadits yang menyebutkan keutamaan haji mabrur. Riwayat berikut ini menempatkan haji mabrur pada tingkat ketiga sebagai amal yang utama dalam Islam.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ إِيمَانٌ بِاللهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ قِيلَ لَهُ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ حَجٌّ مَبْرُورٌ

Artinya: “Dari sahabat Abu Hurairah ra, ketika ditanya, ‘Apakah amal paling utama?’ Nabi Muhammad saw menjawab, ‘Iman kepada Allah dan rasul-Nya.’ ‘Lalu apa lagi?’ sahabat bertanya. ‘Jihad di jalan Allah,’ jawab Rasul. ‘Kemudian apalagi?’ sahabat bertanya. ‘Haji mabrur,’ jawab Rasul,” (HR Bukhari dan Muslim).

Riwayat Ibnu Hibban dari sahabat Abu Hurairah ra menyebutkan juga menempatkan haji mabrur pada urutan ketiga amal yang paling utama dalam Islam. Rasulullah saw bersabda pada riwayat tersebut, “Amal paling utama di sisi Allah adalah keimanan tanpa ragu, jihad tanpa ghulul, dan haji mabrur.”

Sahabat Abu Hurairah ra berkata, “Haji mabrur menghapus dosa setahun.”

Banyak lagi hadits yang menyebut istilah haji mabrur. Tetapi apakah ada istilah bagi “umrah mabrur” atau “umrah mabrurah.” Imam Al-Hafizh Zakiyyuddin Abdul Azhim bin Abdul Qawiy Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif mengutip hadits riwayat Ahmad yang menggunakan istilah “umrah mabrurah.”

عَنْ عَمْرِو بِنِ عَبْسَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ أَنْ يُسْلِمَ لِلَّهِ قَلْبُكَ، وَأَنْ يَسْلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِكَ وَيَدِكَ. قَالَ فَأَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْإِيمَانُ. قَالَ فَمَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ. قَالَ فَأَيُّ الْإِيمَانِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْهِجْرَةُ. قَالَ وَمَا الْهِجْرَةُ؟ قَالَ أَنْ تَهْجُرَ السُّوءَ. قَالَ فَأَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْجِهَادُ. قَالَ وَمَا الْجِهَادُ؟ قَالَ أَنْ تُقَاتِلَ الْكُفَّارَ إِذَا لَقِيتَهُمْ. قَالَ فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ؟ قَالَ مَنْ عُوْقِرَ جَوَادُهُ وَأُهْرِيْقَ دَمُهُ. قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عَمَلَانِ هُمَا مِنْ أَفْضَلِ الْأَعْمَالِ إِلَّا مَنْ عَمِلَ بِمِثْلِهِمَا: حَجَّةٌ مَبْرُورَةٌ أَوْ عُمْرَةٌ مَبْرُورَةٌ رواه أحمد والطبراني والبيهقي

Artinya: “Dari Amr bin Absah ra, ia bercerita. Seseorang bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw, apakah Islam itu?’ ‘(Islam itu) kepasrahan hatimu kepada Allah dan keselamatan orang lain dari kejahatan mulut dan tanganmu,’ jawab Rasulullah saw. ‘Lalu manakah bagian Islam yang utama?’ ‘Iman,’ jawab Rasulullah. ‘Apakah iman itu?’ tanya orang tersebut. ‘Kamu mempercayai Allah, malaikat, kitab suci, para rasul, dan kebangkitan setelah kiamat,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah bagian iman yang utama?’ tanyanya. ‘Hijrah,’ jawab Rasul. ‘Apakah hijrah itu?’ tanyanya. ‘Kamu meninggalkan keburukan,’ jawab Rasul. ‘Manakah hijrah yang utama?’ tanyanya. ‘Jihad,’ jawab Rasul. ‘Apakah jihad itu?’ tanyanya. ‘Kamu memerangi orang kafir ketika menjumpai mereka di medan perang,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah jihad yang utama?’ tanyanya. ‘Orang yang kuda perangnya terjatuh dan dirinya terluka,’ jawab Rasul. ‘Lalu ada dua amal ibadah yang paling utama kecuali orang yang mengamalkan seperti keduanya, yaitu haji mabrur dan umrah mabrurah,’” (HR Ahmad, At-Thabarani, dan Al-Baihaqi) (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz II, halaman 71).

Adapun haji mabrur adalah haji tidak mengandung perbuatan maksiat. (Al-Mundziri, 1998 M/1418 H: II/69). Haji mabrur tidak mengandung perbuatan keji pada larangan ihram dan ucapan kotor.

Haji mabrur sebagaimana riwayat hadits berisi perbuatan baik seperti memberikan makan orang lain, berkata yang baik, dan menebarkan salam perdamaian. Lalu bagaimana dengan kriteria umrah mabrur atau umrah mabrurah? Tentu kriterianya tidak berbeda jauh dengan kriteria haji mabrur. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)

ADVERTISEMENT

Orang sering mendengar istilah “haji mabrur.” Haji mabrur merupakan amal paling utama yang memiliki ganjaran luar biasa istimewa. Keutamaan haji mabrur dapat ditemukan pada banyak hadits. Tetapi kita jarang mendengar umrah mabrur atau umrah mabrurah.

Kita jarang mendengar masyarakat mengucapkan doa kepada jamaah umrah, “Semoga menjadi umrah mabrur” atau “Semoga menjadi umrah mabrurah.”

Riwayat Bukhari dan Muslim merupakan salah satu dari hadits yang menyebutkan keutamaan haji mabrur. Riwayat berikut ini menempatkan haji mabrur pada tingkat ketiga sebagai amal yang utama dalam Islam.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ إِيمَانٌ بِاللهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ قِيلَ لَهُ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ حَجٌّ مَبْرُورٌ

Artinya: “Dari sahabat Abu Hurairah ra, ketika ditanya, ‘Apakah amal paling utama?’ Nabi Muhammad saw menjawab, ‘Iman kepada Allah dan rasul-Nya.’ ‘Lalu apa lagi?’ sahabat bertanya. ‘Jihad di jalan Allah,’ jawab Rasul. ‘Kemudian apalagi?’ sahabat bertanya. ‘Haji mabrur,’ jawab Rasul,” (HR Bukhari dan Muslim).

Riwayat Ibnu Hibban dari sahabat Abu Hurairah ra menyebutkan juga menempatkan haji mabrur pada urutan ketiga amal yang paling utama dalam Islam. Rasulullah saw bersabda pada riwayat tersebut, “Amal paling utama di sisi Allah adalah keimanan tanpa ragu, jihad tanpa ghulul, dan haji mabrur.”

Sahabat Abu Hurairah ra berkata, “Haji mabrur menghapus dosa setahun.”

Banyak lagi hadits yang menyebut istilah haji mabrur. Tetapi apakah ada istilah bagi “umrah mabrur” atau “umrah mabrurah.” Imam Al-Hafizh Zakiyyuddin Abdul Azhim bin Abdul Qawiy Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif mengutip hadits riwayat Ahmad yang menggunakan istilah “umrah mabrurah.”

عَنْ عَمْرِو بِنِ عَبْسَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ أَنْ يُسْلِمَ لِلَّهِ قَلْبُكَ، وَأَنْ يَسْلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِكَ وَيَدِكَ. قَالَ فَأَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْإِيمَانُ. قَالَ فَمَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ. قَالَ فَأَيُّ الْإِيمَانِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْهِجْرَةُ. قَالَ وَمَا الْهِجْرَةُ؟ قَالَ أَنْ تَهْجُرَ السُّوءَ. قَالَ فَأَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْجِهَادُ. قَالَ وَمَا الْجِهَادُ؟ قَالَ أَنْ تُقَاتِلَ الْكُفَّارَ إِذَا لَقِيتَهُمْ. قَالَ فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ؟ قَالَ مَنْ عُوْقِرَ جَوَادُهُ وَأُهْرِيْقَ دَمُهُ. قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عَمَلَانِ هُمَا مِنْ أَفْضَلِ الْأَعْمَالِ إِلَّا مَنْ عَمِلَ بِمِثْلِهِمَا: حَجَّةٌ مَبْرُورَةٌ أَوْ عُمْرَةٌ مَبْرُورَةٌ رواه أحمد والطبراني والبيهقي

Artinya: “Dari Amr bin Absah ra, ia bercerita. Seseorang bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw, apakah Islam itu?’ ‘(Islam itu) kepasrahan hatimu kepada Allah dan keselamatan orang lain dari kejahatan mulut dan tanganmu,’ jawab Rasulullah saw. ‘Lalu manakah bagian Islam yang utama?’ ‘Iman,’ jawab Rasulullah. ‘Apakah iman itu?’ tanya orang tersebut. ‘Kamu mempercayai Allah, malaikat, kitab suci, para rasul, dan kebangkitan setelah kiamat,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah bagian iman yang utama?’ tanyanya. ‘Hijrah,’ jawab Rasul. ‘Apakah hijrah itu?’ tanyanya. ‘Kamu meninggalkan keburukan,’ jawab Rasul. ‘Manakah hijrah yang utama?’ tanyanya. ‘Jihad,’ jawab Rasul. ‘Apakah jihad itu?’ tanyanya. ‘Kamu memerangi orang kafir ketika menjumpai mereka di medan perang,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah jihad yang utama?’ tanyanya. ‘Orang yang kuda perangnya terjatuh dan dirinya terluka,’ jawab Rasul. ‘Lalu ada dua amal ibadah yang paling utama kecuali orang yang mengamalkan seperti keduanya, yaitu haji mabrur dan umrah mabrurah,’” (HR Ahmad, At-Thabarani, dan Al-Baihaqi) (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz II, halaman 71).

Adapun haji mabrur adalah haji tidak mengandung perbuatan maksiat. (Al-Mundziri, 1998 M/1418 H: II/69). Haji mabrur tidak mengandung perbuatan keji pada larangan ihram dan ucapan kotor.

Haji mabrur sebagaimana riwayat hadits berisi perbuatan baik seperti memberikan makan orang lain, berkata yang baik, dan menebarkan salam perdamaian. Lalu bagaimana dengan kriteria umrah mabrur atau umrah mabrurah? Tentu kriterianya tidak berbeda jauh dengan kriteria haji mabrur. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)

BacaSelengkapnya

Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia Menurut Mbah Maimoen

Bertemu Ridwan Kamil di Swiss, Menaker Ida Sampaikan Dukacita

2 Layanan Bagi Jamaah Haji untuk Antisipasi Covid-19

Orang sering mendengar istilah “haji mabrur.” Haji mabrur merupakan amal paling utama yang memiliki ganjaran luar biasa istimewa. Keutamaan haji mabrur dapat ditemukan pada banyak hadits. Tetapi kita jarang mendengar umrah mabrur atau umrah mabrurah.

Kita jarang mendengar masyarakat mengucapkan doa kepada jamaah umrah, “Semoga menjadi umrah mabrur” atau “Semoga menjadi umrah mabrurah.”

Riwayat Bukhari dan Muslim merupakan salah satu dari hadits yang menyebutkan keutamaan haji mabrur. Riwayat berikut ini menempatkan haji mabrur pada tingkat ketiga sebagai amal yang utama dalam Islam.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ إِيمَانٌ بِاللهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ قِيلَ لَهُ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ حَجٌّ مَبْرُورٌ

Artinya: “Dari sahabat Abu Hurairah ra, ketika ditanya, ‘Apakah amal paling utama?’ Nabi Muhammad saw menjawab, ‘Iman kepada Allah dan rasul-Nya.’ ‘Lalu apa lagi?’ sahabat bertanya. ‘Jihad di jalan Allah,’ jawab Rasul. ‘Kemudian apalagi?’ sahabat bertanya. ‘Haji mabrur,’ jawab Rasul,” (HR Bukhari dan Muslim).

Riwayat Ibnu Hibban dari sahabat Abu Hurairah ra menyebutkan juga menempatkan haji mabrur pada urutan ketiga amal yang paling utama dalam Islam. Rasulullah saw bersabda pada riwayat tersebut, “Amal paling utama di sisi Allah adalah keimanan tanpa ragu, jihad tanpa ghulul, dan haji mabrur.”

Sahabat Abu Hurairah ra berkata, “Haji mabrur menghapus dosa setahun.”

Banyak lagi hadits yang menyebut istilah haji mabrur. Tetapi apakah ada istilah bagi “umrah mabrur” atau “umrah mabrurah.” Imam Al-Hafizh Zakiyyuddin Abdul Azhim bin Abdul Qawiy Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif mengutip hadits riwayat Ahmad yang menggunakan istilah “umrah mabrurah.”

عَنْ عَمْرِو بِنِ عَبْسَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ أَنْ يُسْلِمَ لِلَّهِ قَلْبُكَ، وَأَنْ يَسْلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِكَ وَيَدِكَ. قَالَ فَأَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْإِيمَانُ. قَالَ فَمَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ. قَالَ فَأَيُّ الْإِيمَانِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْهِجْرَةُ. قَالَ وَمَا الْهِجْرَةُ؟ قَالَ أَنْ تَهْجُرَ السُّوءَ. قَالَ فَأَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْجِهَادُ. قَالَ وَمَا الْجِهَادُ؟ قَالَ أَنْ تُقَاتِلَ الْكُفَّارَ إِذَا لَقِيتَهُمْ. قَالَ فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ؟ قَالَ مَنْ عُوْقِرَ جَوَادُهُ وَأُهْرِيْقَ دَمُهُ. قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عَمَلَانِ هُمَا مِنْ أَفْضَلِ الْأَعْمَالِ إِلَّا مَنْ عَمِلَ بِمِثْلِهِمَا: حَجَّةٌ مَبْرُورَةٌ أَوْ عُمْرَةٌ مَبْرُورَةٌ رواه أحمد والطبراني والبيهقي

Artinya: “Dari Amr bin Absah ra, ia bercerita. Seseorang bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw, apakah Islam itu?’ ‘(Islam itu) kepasrahan hatimu kepada Allah dan keselamatan orang lain dari kejahatan mulut dan tanganmu,’ jawab Rasulullah saw. ‘Lalu manakah bagian Islam yang utama?’ ‘Iman,’ jawab Rasulullah. ‘Apakah iman itu?’ tanya orang tersebut. ‘Kamu mempercayai Allah, malaikat, kitab suci, para rasul, dan kebangkitan setelah kiamat,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah bagian iman yang utama?’ tanyanya. ‘Hijrah,’ jawab Rasul. ‘Apakah hijrah itu?’ tanyanya. ‘Kamu meninggalkan keburukan,’ jawab Rasul. ‘Manakah hijrah yang utama?’ tanyanya. ‘Jihad,’ jawab Rasul. ‘Apakah jihad itu?’ tanyanya. ‘Kamu memerangi orang kafir ketika menjumpai mereka di medan perang,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah jihad yang utama?’ tanyanya. ‘Orang yang kuda perangnya terjatuh dan dirinya terluka,’ jawab Rasul. ‘Lalu ada dua amal ibadah yang paling utama kecuali orang yang mengamalkan seperti keduanya, yaitu haji mabrur dan umrah mabrurah,’” (HR Ahmad, At-Thabarani, dan Al-Baihaqi) (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz II, halaman 71).

Adapun haji mabrur adalah haji tidak mengandung perbuatan maksiat. (Al-Mundziri, 1998 M/1418 H: II/69). Haji mabrur tidak mengandung perbuatan keji pada larangan ihram dan ucapan kotor.

Haji mabrur sebagaimana riwayat hadits berisi perbuatan baik seperti memberikan makan orang lain, berkata yang baik, dan menebarkan salam perdamaian. Lalu bagaimana dengan kriteria umrah mabrur atau umrah mabrurah? Tentu kriterianya tidak berbeda jauh dengan kriteria haji mabrur. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)

ADVERTISEMENT

Orang sering mendengar istilah “haji mabrur.” Haji mabrur merupakan amal paling utama yang memiliki ganjaran luar biasa istimewa. Keutamaan haji mabrur dapat ditemukan pada banyak hadits. Tetapi kita jarang mendengar umrah mabrur atau umrah mabrurah.

Kita jarang mendengar masyarakat mengucapkan doa kepada jamaah umrah, “Semoga menjadi umrah mabrur” atau “Semoga menjadi umrah mabrurah.”

Riwayat Bukhari dan Muslim merupakan salah satu dari hadits yang menyebutkan keutamaan haji mabrur. Riwayat berikut ini menempatkan haji mabrur pada tingkat ketiga sebagai amal yang utama dalam Islam.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ إِيمَانٌ بِاللهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ قِيلَ لَهُ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ حَجٌّ مَبْرُورٌ

Artinya: “Dari sahabat Abu Hurairah ra, ketika ditanya, ‘Apakah amal paling utama?’ Nabi Muhammad saw menjawab, ‘Iman kepada Allah dan rasul-Nya.’ ‘Lalu apa lagi?’ sahabat bertanya. ‘Jihad di jalan Allah,’ jawab Rasul. ‘Kemudian apalagi?’ sahabat bertanya. ‘Haji mabrur,’ jawab Rasul,” (HR Bukhari dan Muslim).

Riwayat Ibnu Hibban dari sahabat Abu Hurairah ra menyebutkan juga menempatkan haji mabrur pada urutan ketiga amal yang paling utama dalam Islam. Rasulullah saw bersabda pada riwayat tersebut, “Amal paling utama di sisi Allah adalah keimanan tanpa ragu, jihad tanpa ghulul, dan haji mabrur.”

Sahabat Abu Hurairah ra berkata, “Haji mabrur menghapus dosa setahun.”

Banyak lagi hadits yang menyebut istilah haji mabrur. Tetapi apakah ada istilah bagi “umrah mabrur” atau “umrah mabrurah.” Imam Al-Hafizh Zakiyyuddin Abdul Azhim bin Abdul Qawiy Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif mengutip hadits riwayat Ahmad yang menggunakan istilah “umrah mabrurah.”

عَنْ عَمْرِو بِنِ عَبْسَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ أَنْ يُسْلِمَ لِلَّهِ قَلْبُكَ، وَأَنْ يَسْلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِكَ وَيَدِكَ. قَالَ فَأَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْإِيمَانُ. قَالَ فَمَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ. قَالَ فَأَيُّ الْإِيمَانِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْهِجْرَةُ. قَالَ وَمَا الْهِجْرَةُ؟ قَالَ أَنْ تَهْجُرَ السُّوءَ. قَالَ فَأَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْجِهَادُ. قَالَ وَمَا الْجِهَادُ؟ قَالَ أَنْ تُقَاتِلَ الْكُفَّارَ إِذَا لَقِيتَهُمْ. قَالَ فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ؟ قَالَ مَنْ عُوْقِرَ جَوَادُهُ وَأُهْرِيْقَ دَمُهُ. قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عَمَلَانِ هُمَا مِنْ أَفْضَلِ الْأَعْمَالِ إِلَّا مَنْ عَمِلَ بِمِثْلِهِمَا: حَجَّةٌ مَبْرُورَةٌ أَوْ عُمْرَةٌ مَبْرُورَةٌ رواه أحمد والطبراني والبيهقي

Artinya: “Dari Amr bin Absah ra, ia bercerita. Seseorang bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw, apakah Islam itu?’ ‘(Islam itu) kepasrahan hatimu kepada Allah dan keselamatan orang lain dari kejahatan mulut dan tanganmu,’ jawab Rasulullah saw. ‘Lalu manakah bagian Islam yang utama?’ ‘Iman,’ jawab Rasulullah. ‘Apakah iman itu?’ tanya orang tersebut. ‘Kamu mempercayai Allah, malaikat, kitab suci, para rasul, dan kebangkitan setelah kiamat,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah bagian iman yang utama?’ tanyanya. ‘Hijrah,’ jawab Rasul. ‘Apakah hijrah itu?’ tanyanya. ‘Kamu meninggalkan keburukan,’ jawab Rasul. ‘Manakah hijrah yang utama?’ tanyanya. ‘Jihad,’ jawab Rasul. ‘Apakah jihad itu?’ tanyanya. ‘Kamu memerangi orang kafir ketika menjumpai mereka di medan perang,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah jihad yang utama?’ tanyanya. ‘Orang yang kuda perangnya terjatuh dan dirinya terluka,’ jawab Rasul. ‘Lalu ada dua amal ibadah yang paling utama kecuali orang yang mengamalkan seperti keduanya, yaitu haji mabrur dan umrah mabrurah,’” (HR Ahmad, At-Thabarani, dan Al-Baihaqi) (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz II, halaman 71).

Adapun haji mabrur adalah haji tidak mengandung perbuatan maksiat. (Al-Mundziri, 1998 M/1418 H: II/69). Haji mabrur tidak mengandung perbuatan keji pada larangan ihram dan ucapan kotor.

Haji mabrur sebagaimana riwayat hadits berisi perbuatan baik seperti memberikan makan orang lain, berkata yang baik, dan menebarkan salam perdamaian. Lalu bagaimana dengan kriteria umrah mabrur atau umrah mabrurah? Tentu kriterianya tidak berbeda jauh dengan kriteria haji mabrur. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)

Orang sering mendengar istilah “haji mabrur.” Haji mabrur merupakan amal paling utama yang memiliki ganjaran luar biasa istimewa. Keutamaan haji mabrur dapat ditemukan pada banyak hadits. Tetapi kita jarang mendengar umrah mabrur atau umrah mabrurah.

Kita jarang mendengar masyarakat mengucapkan doa kepada jamaah umrah, “Semoga menjadi umrah mabrur” atau “Semoga menjadi umrah mabrurah.”

Riwayat Bukhari dan Muslim merupakan salah satu dari hadits yang menyebutkan keutamaan haji mabrur. Riwayat berikut ini menempatkan haji mabrur pada tingkat ketiga sebagai amal yang utama dalam Islam.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ إِيمَانٌ بِاللهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ قِيلَ لَهُ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ حَجٌّ مَبْرُورٌ

Artinya: “Dari sahabat Abu Hurairah ra, ketika ditanya, ‘Apakah amal paling utama?’ Nabi Muhammad saw menjawab, ‘Iman kepada Allah dan rasul-Nya.’ ‘Lalu apa lagi?’ sahabat bertanya. ‘Jihad di jalan Allah,’ jawab Rasul. ‘Kemudian apalagi?’ sahabat bertanya. ‘Haji mabrur,’ jawab Rasul,” (HR Bukhari dan Muslim).

Riwayat Ibnu Hibban dari sahabat Abu Hurairah ra menyebutkan juga menempatkan haji mabrur pada urutan ketiga amal yang paling utama dalam Islam. Rasulullah saw bersabda pada riwayat tersebut, “Amal paling utama di sisi Allah adalah keimanan tanpa ragu, jihad tanpa ghulul, dan haji mabrur.”

Sahabat Abu Hurairah ra berkata, “Haji mabrur menghapus dosa setahun.”

Banyak lagi hadits yang menyebut istilah haji mabrur. Tetapi apakah ada istilah bagi “umrah mabrur” atau “umrah mabrurah.” Imam Al-Hafizh Zakiyyuddin Abdul Azhim bin Abdul Qawiy Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif mengutip hadits riwayat Ahmad yang menggunakan istilah “umrah mabrurah.”

عَنْ عَمْرِو بِنِ عَبْسَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ أَنْ يُسْلِمَ لِلَّهِ قَلْبُكَ، وَأَنْ يَسْلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِكَ وَيَدِكَ. قَالَ فَأَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْإِيمَانُ. قَالَ فَمَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ. قَالَ فَأَيُّ الْإِيمَانِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْهِجْرَةُ. قَالَ وَمَا الْهِجْرَةُ؟ قَالَ أَنْ تَهْجُرَ السُّوءَ. قَالَ فَأَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْجِهَادُ. قَالَ وَمَا الْجِهَادُ؟ قَالَ أَنْ تُقَاتِلَ الْكُفَّارَ إِذَا لَقِيتَهُمْ. قَالَ فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ؟ قَالَ مَنْ عُوْقِرَ جَوَادُهُ وَأُهْرِيْقَ دَمُهُ. قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عَمَلَانِ هُمَا مِنْ أَفْضَلِ الْأَعْمَالِ إِلَّا مَنْ عَمِلَ بِمِثْلِهِمَا: حَجَّةٌ مَبْرُورَةٌ أَوْ عُمْرَةٌ مَبْرُورَةٌ رواه أحمد والطبراني والبيهقي

Artinya: “Dari Amr bin Absah ra, ia bercerita. Seseorang bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw, apakah Islam itu?’ ‘(Islam itu) kepasrahan hatimu kepada Allah dan keselamatan orang lain dari kejahatan mulut dan tanganmu,’ jawab Rasulullah saw. ‘Lalu manakah bagian Islam yang utama?’ ‘Iman,’ jawab Rasulullah. ‘Apakah iman itu?’ tanya orang tersebut. ‘Kamu mempercayai Allah, malaikat, kitab suci, para rasul, dan kebangkitan setelah kiamat,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah bagian iman yang utama?’ tanyanya. ‘Hijrah,’ jawab Rasul. ‘Apakah hijrah itu?’ tanyanya. ‘Kamu meninggalkan keburukan,’ jawab Rasul. ‘Manakah hijrah yang utama?’ tanyanya. ‘Jihad,’ jawab Rasul. ‘Apakah jihad itu?’ tanyanya. ‘Kamu memerangi orang kafir ketika menjumpai mereka di medan perang,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah jihad yang utama?’ tanyanya. ‘Orang yang kuda perangnya terjatuh dan dirinya terluka,’ jawab Rasul. ‘Lalu ada dua amal ibadah yang paling utama kecuali orang yang mengamalkan seperti keduanya, yaitu haji mabrur dan umrah mabrurah,’” (HR Ahmad, At-Thabarani, dan Al-Baihaqi) (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz II, halaman 71).

Adapun haji mabrur adalah haji tidak mengandung perbuatan maksiat. (Al-Mundziri, 1998 M/1418 H: II/69). Haji mabrur tidak mengandung perbuatan keji pada larangan ihram dan ucapan kotor.

Haji mabrur sebagaimana riwayat hadits berisi perbuatan baik seperti memberikan makan orang lain, berkata yang baik, dan menebarkan salam perdamaian. Lalu bagaimana dengan kriteria umrah mabrur atau umrah mabrurah? Tentu kriterianya tidak berbeda jauh dengan kriteria haji mabrur. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)

ADVERTISEMENT

Orang sering mendengar istilah “haji mabrur.” Haji mabrur merupakan amal paling utama yang memiliki ganjaran luar biasa istimewa. Keutamaan haji mabrur dapat ditemukan pada banyak hadits. Tetapi kita jarang mendengar umrah mabrur atau umrah mabrurah.

Kita jarang mendengar masyarakat mengucapkan doa kepada jamaah umrah, “Semoga menjadi umrah mabrur” atau “Semoga menjadi umrah mabrurah.”

Riwayat Bukhari dan Muslim merupakan salah satu dari hadits yang menyebutkan keutamaan haji mabrur. Riwayat berikut ini menempatkan haji mabrur pada tingkat ketiga sebagai amal yang utama dalam Islam.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ إِيمَانٌ بِاللهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ قِيلَ لَهُ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ حَجٌّ مَبْرُورٌ

Artinya: “Dari sahabat Abu Hurairah ra, ketika ditanya, ‘Apakah amal paling utama?’ Nabi Muhammad saw menjawab, ‘Iman kepada Allah dan rasul-Nya.’ ‘Lalu apa lagi?’ sahabat bertanya. ‘Jihad di jalan Allah,’ jawab Rasul. ‘Kemudian apalagi?’ sahabat bertanya. ‘Haji mabrur,’ jawab Rasul,” (HR Bukhari dan Muslim).

Riwayat Ibnu Hibban dari sahabat Abu Hurairah ra menyebutkan juga menempatkan haji mabrur pada urutan ketiga amal yang paling utama dalam Islam. Rasulullah saw bersabda pada riwayat tersebut, “Amal paling utama di sisi Allah adalah keimanan tanpa ragu, jihad tanpa ghulul, dan haji mabrur.”

Sahabat Abu Hurairah ra berkata, “Haji mabrur menghapus dosa setahun.”

Banyak lagi hadits yang menyebut istilah haji mabrur. Tetapi apakah ada istilah bagi “umrah mabrur” atau “umrah mabrurah.” Imam Al-Hafizh Zakiyyuddin Abdul Azhim bin Abdul Qawiy Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif mengutip hadits riwayat Ahmad yang menggunakan istilah “umrah mabrurah.”

عَنْ عَمْرِو بِنِ عَبْسَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ أَنْ يُسْلِمَ لِلَّهِ قَلْبُكَ، وَأَنْ يَسْلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِكَ وَيَدِكَ. قَالَ فَأَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْإِيمَانُ. قَالَ فَمَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ. قَالَ فَأَيُّ الْإِيمَانِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْهِجْرَةُ. قَالَ وَمَا الْهِجْرَةُ؟ قَالَ أَنْ تَهْجُرَ السُّوءَ. قَالَ فَأَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْجِهَادُ. قَالَ وَمَا الْجِهَادُ؟ قَالَ أَنْ تُقَاتِلَ الْكُفَّارَ إِذَا لَقِيتَهُمْ. قَالَ فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ؟ قَالَ مَنْ عُوْقِرَ جَوَادُهُ وَأُهْرِيْقَ دَمُهُ. قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عَمَلَانِ هُمَا مِنْ أَفْضَلِ الْأَعْمَالِ إِلَّا مَنْ عَمِلَ بِمِثْلِهِمَا: حَجَّةٌ مَبْرُورَةٌ أَوْ عُمْرَةٌ مَبْرُورَةٌ رواه أحمد والطبراني والبيهقي

Artinya: “Dari Amr bin Absah ra, ia bercerita. Seseorang bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw, apakah Islam itu?’ ‘(Islam itu) kepasrahan hatimu kepada Allah dan keselamatan orang lain dari kejahatan mulut dan tanganmu,’ jawab Rasulullah saw. ‘Lalu manakah bagian Islam yang utama?’ ‘Iman,’ jawab Rasulullah. ‘Apakah iman itu?’ tanya orang tersebut. ‘Kamu mempercayai Allah, malaikat, kitab suci, para rasul, dan kebangkitan setelah kiamat,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah bagian iman yang utama?’ tanyanya. ‘Hijrah,’ jawab Rasul. ‘Apakah hijrah itu?’ tanyanya. ‘Kamu meninggalkan keburukan,’ jawab Rasul. ‘Manakah hijrah yang utama?’ tanyanya. ‘Jihad,’ jawab Rasul. ‘Apakah jihad itu?’ tanyanya. ‘Kamu memerangi orang kafir ketika menjumpai mereka di medan perang,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah jihad yang utama?’ tanyanya. ‘Orang yang kuda perangnya terjatuh dan dirinya terluka,’ jawab Rasul. ‘Lalu ada dua amal ibadah yang paling utama kecuali orang yang mengamalkan seperti keduanya, yaitu haji mabrur dan umrah mabrurah,’” (HR Ahmad, At-Thabarani, dan Al-Baihaqi) (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz II, halaman 71).

Adapun haji mabrur adalah haji tidak mengandung perbuatan maksiat. (Al-Mundziri, 1998 M/1418 H: II/69). Haji mabrur tidak mengandung perbuatan keji pada larangan ihram dan ucapan kotor.

Haji mabrur sebagaimana riwayat hadits berisi perbuatan baik seperti memberikan makan orang lain, berkata yang baik, dan menebarkan salam perdamaian. Lalu bagaimana dengan kriteria umrah mabrur atau umrah mabrurah? Tentu kriterianya tidak berbeda jauh dengan kriteria haji mabrur. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)

Orang sering mendengar istilah “haji mabrur.” Haji mabrur merupakan amal paling utama yang memiliki ganjaran luar biasa istimewa. Keutamaan haji mabrur dapat ditemukan pada banyak hadits. Tetapi kita jarang mendengar umrah mabrur atau umrah mabrurah.

Kita jarang mendengar masyarakat mengucapkan doa kepada jamaah umrah, “Semoga menjadi umrah mabrur” atau “Semoga menjadi umrah mabrurah.”

Riwayat Bukhari dan Muslim merupakan salah satu dari hadits yang menyebutkan keutamaan haji mabrur. Riwayat berikut ini menempatkan haji mabrur pada tingkat ketiga sebagai amal yang utama dalam Islam.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ إِيمَانٌ بِاللهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ قِيلَ لَهُ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ حَجٌّ مَبْرُورٌ

Artinya: “Dari sahabat Abu Hurairah ra, ketika ditanya, ‘Apakah amal paling utama?’ Nabi Muhammad saw menjawab, ‘Iman kepada Allah dan rasul-Nya.’ ‘Lalu apa lagi?’ sahabat bertanya. ‘Jihad di jalan Allah,’ jawab Rasul. ‘Kemudian apalagi?’ sahabat bertanya. ‘Haji mabrur,’ jawab Rasul,” (HR Bukhari dan Muslim).

Riwayat Ibnu Hibban dari sahabat Abu Hurairah ra menyebutkan juga menempatkan haji mabrur pada urutan ketiga amal yang paling utama dalam Islam. Rasulullah saw bersabda pada riwayat tersebut, “Amal paling utama di sisi Allah adalah keimanan tanpa ragu, jihad tanpa ghulul, dan haji mabrur.”

Sahabat Abu Hurairah ra berkata, “Haji mabrur menghapus dosa setahun.”

Banyak lagi hadits yang menyebut istilah haji mabrur. Tetapi apakah ada istilah bagi “umrah mabrur” atau “umrah mabrurah.” Imam Al-Hafizh Zakiyyuddin Abdul Azhim bin Abdul Qawiy Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif mengutip hadits riwayat Ahmad yang menggunakan istilah “umrah mabrurah.”

عَنْ عَمْرِو بِنِ عَبْسَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ أَنْ يُسْلِمَ لِلَّهِ قَلْبُكَ، وَأَنْ يَسْلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِكَ وَيَدِكَ. قَالَ فَأَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْإِيمَانُ. قَالَ فَمَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ. قَالَ فَأَيُّ الْإِيمَانِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْهِجْرَةُ. قَالَ وَمَا الْهِجْرَةُ؟ قَالَ أَنْ تَهْجُرَ السُّوءَ. قَالَ فَأَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْجِهَادُ. قَالَ وَمَا الْجِهَادُ؟ قَالَ أَنْ تُقَاتِلَ الْكُفَّارَ إِذَا لَقِيتَهُمْ. قَالَ فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ؟ قَالَ مَنْ عُوْقِرَ جَوَادُهُ وَأُهْرِيْقَ دَمُهُ. قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عَمَلَانِ هُمَا مِنْ أَفْضَلِ الْأَعْمَالِ إِلَّا مَنْ عَمِلَ بِمِثْلِهِمَا: حَجَّةٌ مَبْرُورَةٌ أَوْ عُمْرَةٌ مَبْرُورَةٌ رواه أحمد والطبراني والبيهقي

Artinya: “Dari Amr bin Absah ra, ia bercerita. Seseorang bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw, apakah Islam itu?’ ‘(Islam itu) kepasrahan hatimu kepada Allah dan keselamatan orang lain dari kejahatan mulut dan tanganmu,’ jawab Rasulullah saw. ‘Lalu manakah bagian Islam yang utama?’ ‘Iman,’ jawab Rasulullah. ‘Apakah iman itu?’ tanya orang tersebut. ‘Kamu mempercayai Allah, malaikat, kitab suci, para rasul, dan kebangkitan setelah kiamat,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah bagian iman yang utama?’ tanyanya. ‘Hijrah,’ jawab Rasul. ‘Apakah hijrah itu?’ tanyanya. ‘Kamu meninggalkan keburukan,’ jawab Rasul. ‘Manakah hijrah yang utama?’ tanyanya. ‘Jihad,’ jawab Rasul. ‘Apakah jihad itu?’ tanyanya. ‘Kamu memerangi orang kafir ketika menjumpai mereka di medan perang,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah jihad yang utama?’ tanyanya. ‘Orang yang kuda perangnya terjatuh dan dirinya terluka,’ jawab Rasul. ‘Lalu ada dua amal ibadah yang paling utama kecuali orang yang mengamalkan seperti keduanya, yaitu haji mabrur dan umrah mabrurah,’” (HR Ahmad, At-Thabarani, dan Al-Baihaqi) (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz II, halaman 71).

Adapun haji mabrur adalah haji tidak mengandung perbuatan maksiat. (Al-Mundziri, 1998 M/1418 H: II/69). Haji mabrur tidak mengandung perbuatan keji pada larangan ihram dan ucapan kotor.

Haji mabrur sebagaimana riwayat hadits berisi perbuatan baik seperti memberikan makan orang lain, berkata yang baik, dan menebarkan salam perdamaian. Lalu bagaimana dengan kriteria umrah mabrur atau umrah mabrurah? Tentu kriterianya tidak berbeda jauh dengan kriteria haji mabrur. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)

ADVERTISEMENT

Orang sering mendengar istilah “haji mabrur.” Haji mabrur merupakan amal paling utama yang memiliki ganjaran luar biasa istimewa. Keutamaan haji mabrur dapat ditemukan pada banyak hadits. Tetapi kita jarang mendengar umrah mabrur atau umrah mabrurah.

Kita jarang mendengar masyarakat mengucapkan doa kepada jamaah umrah, “Semoga menjadi umrah mabrur” atau “Semoga menjadi umrah mabrurah.”

Riwayat Bukhari dan Muslim merupakan salah satu dari hadits yang menyebutkan keutamaan haji mabrur. Riwayat berikut ini menempatkan haji mabrur pada tingkat ketiga sebagai amal yang utama dalam Islam.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ إِيمَانٌ بِاللهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ قِيلَ لَهُ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ حَجٌّ مَبْرُورٌ

Artinya: “Dari sahabat Abu Hurairah ra, ketika ditanya, ‘Apakah amal paling utama?’ Nabi Muhammad saw menjawab, ‘Iman kepada Allah dan rasul-Nya.’ ‘Lalu apa lagi?’ sahabat bertanya. ‘Jihad di jalan Allah,’ jawab Rasul. ‘Kemudian apalagi?’ sahabat bertanya. ‘Haji mabrur,’ jawab Rasul,” (HR Bukhari dan Muslim).

Riwayat Ibnu Hibban dari sahabat Abu Hurairah ra menyebutkan juga menempatkan haji mabrur pada urutan ketiga amal yang paling utama dalam Islam. Rasulullah saw bersabda pada riwayat tersebut, “Amal paling utama di sisi Allah adalah keimanan tanpa ragu, jihad tanpa ghulul, dan haji mabrur.”

Sahabat Abu Hurairah ra berkata, “Haji mabrur menghapus dosa setahun.”

Banyak lagi hadits yang menyebut istilah haji mabrur. Tetapi apakah ada istilah bagi “umrah mabrur” atau “umrah mabrurah.” Imam Al-Hafizh Zakiyyuddin Abdul Azhim bin Abdul Qawiy Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif mengutip hadits riwayat Ahmad yang menggunakan istilah “umrah mabrurah.”

عَنْ عَمْرِو بِنِ عَبْسَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ أَنْ يُسْلِمَ لِلَّهِ قَلْبُكَ، وَأَنْ يَسْلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِكَ وَيَدِكَ. قَالَ فَأَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْإِيمَانُ. قَالَ فَمَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ. قَالَ فَأَيُّ الْإِيمَانِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْهِجْرَةُ. قَالَ وَمَا الْهِجْرَةُ؟ قَالَ أَنْ تَهْجُرَ السُّوءَ. قَالَ فَأَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْجِهَادُ. قَالَ وَمَا الْجِهَادُ؟ قَالَ أَنْ تُقَاتِلَ الْكُفَّارَ إِذَا لَقِيتَهُمْ. قَالَ فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ؟ قَالَ مَنْ عُوْقِرَ جَوَادُهُ وَأُهْرِيْقَ دَمُهُ. قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عَمَلَانِ هُمَا مِنْ أَفْضَلِ الْأَعْمَالِ إِلَّا مَنْ عَمِلَ بِمِثْلِهِمَا: حَجَّةٌ مَبْرُورَةٌ أَوْ عُمْرَةٌ مَبْرُورَةٌ رواه أحمد والطبراني والبيهقي

Artinya: “Dari Amr bin Absah ra, ia bercerita. Seseorang bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw, apakah Islam itu?’ ‘(Islam itu) kepasrahan hatimu kepada Allah dan keselamatan orang lain dari kejahatan mulut dan tanganmu,’ jawab Rasulullah saw. ‘Lalu manakah bagian Islam yang utama?’ ‘Iman,’ jawab Rasulullah. ‘Apakah iman itu?’ tanya orang tersebut. ‘Kamu mempercayai Allah, malaikat, kitab suci, para rasul, dan kebangkitan setelah kiamat,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah bagian iman yang utama?’ tanyanya. ‘Hijrah,’ jawab Rasul. ‘Apakah hijrah itu?’ tanyanya. ‘Kamu meninggalkan keburukan,’ jawab Rasul. ‘Manakah hijrah yang utama?’ tanyanya. ‘Jihad,’ jawab Rasul. ‘Apakah jihad itu?’ tanyanya. ‘Kamu memerangi orang kafir ketika menjumpai mereka di medan perang,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah jihad yang utama?’ tanyanya. ‘Orang yang kuda perangnya terjatuh dan dirinya terluka,’ jawab Rasul. ‘Lalu ada dua amal ibadah yang paling utama kecuali orang yang mengamalkan seperti keduanya, yaitu haji mabrur dan umrah mabrurah,’” (HR Ahmad, At-Thabarani, dan Al-Baihaqi) (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz II, halaman 71).

Adapun haji mabrur adalah haji tidak mengandung perbuatan maksiat. (Al-Mundziri, 1998 M/1418 H: II/69). Haji mabrur tidak mengandung perbuatan keji pada larangan ihram dan ucapan kotor.

Haji mabrur sebagaimana riwayat hadits berisi perbuatan baik seperti memberikan makan orang lain, berkata yang baik, dan menebarkan salam perdamaian. Lalu bagaimana dengan kriteria umrah mabrur atau umrah mabrurah? Tentu kriterianya tidak berbeda jauh dengan kriteria haji mabrur. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)

Orang sering mendengar istilah “haji mabrur.” Haji mabrur merupakan amal paling utama yang memiliki ganjaran luar biasa istimewa. Keutamaan haji mabrur dapat ditemukan pada banyak hadits. Tetapi kita jarang mendengar umrah mabrur atau umrah mabrurah.

Kita jarang mendengar masyarakat mengucapkan doa kepada jamaah umrah, “Semoga menjadi umrah mabrur” atau “Semoga menjadi umrah mabrurah.”

Riwayat Bukhari dan Muslim merupakan salah satu dari hadits yang menyebutkan keutamaan haji mabrur. Riwayat berikut ini menempatkan haji mabrur pada tingkat ketiga sebagai amal yang utama dalam Islam.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ إِيمَانٌ بِاللهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ قِيلَ لَهُ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ حَجٌّ مَبْرُورٌ

Artinya: “Dari sahabat Abu Hurairah ra, ketika ditanya, ‘Apakah amal paling utama?’ Nabi Muhammad saw menjawab, ‘Iman kepada Allah dan rasul-Nya.’ ‘Lalu apa lagi?’ sahabat bertanya. ‘Jihad di jalan Allah,’ jawab Rasul. ‘Kemudian apalagi?’ sahabat bertanya. ‘Haji mabrur,’ jawab Rasul,” (HR Bukhari dan Muslim).

Riwayat Ibnu Hibban dari sahabat Abu Hurairah ra menyebutkan juga menempatkan haji mabrur pada urutan ketiga amal yang paling utama dalam Islam. Rasulullah saw bersabda pada riwayat tersebut, “Amal paling utama di sisi Allah adalah keimanan tanpa ragu, jihad tanpa ghulul, dan haji mabrur.”

Sahabat Abu Hurairah ra berkata, “Haji mabrur menghapus dosa setahun.”

Banyak lagi hadits yang menyebut istilah haji mabrur. Tetapi apakah ada istilah bagi “umrah mabrur” atau “umrah mabrurah.” Imam Al-Hafizh Zakiyyuddin Abdul Azhim bin Abdul Qawiy Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif mengutip hadits riwayat Ahmad yang menggunakan istilah “umrah mabrurah.”

عَنْ عَمْرِو بِنِ عَبْسَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ أَنْ يُسْلِمَ لِلَّهِ قَلْبُكَ، وَأَنْ يَسْلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِكَ وَيَدِكَ. قَالَ فَأَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْإِيمَانُ. قَالَ فَمَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ. قَالَ فَأَيُّ الْإِيمَانِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْهِجْرَةُ. قَالَ وَمَا الْهِجْرَةُ؟ قَالَ أَنْ تَهْجُرَ السُّوءَ. قَالَ فَأَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْجِهَادُ. قَالَ وَمَا الْجِهَادُ؟ قَالَ أَنْ تُقَاتِلَ الْكُفَّارَ إِذَا لَقِيتَهُمْ. قَالَ فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ؟ قَالَ مَنْ عُوْقِرَ جَوَادُهُ وَأُهْرِيْقَ دَمُهُ. قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عَمَلَانِ هُمَا مِنْ أَفْضَلِ الْأَعْمَالِ إِلَّا مَنْ عَمِلَ بِمِثْلِهِمَا: حَجَّةٌ مَبْرُورَةٌ أَوْ عُمْرَةٌ مَبْرُورَةٌ رواه أحمد والطبراني والبيهقي

Artinya: “Dari Amr bin Absah ra, ia bercerita. Seseorang bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw, apakah Islam itu?’ ‘(Islam itu) kepasrahan hatimu kepada Allah dan keselamatan orang lain dari kejahatan mulut dan tanganmu,’ jawab Rasulullah saw. ‘Lalu manakah bagian Islam yang utama?’ ‘Iman,’ jawab Rasulullah. ‘Apakah iman itu?’ tanya orang tersebut. ‘Kamu mempercayai Allah, malaikat, kitab suci, para rasul, dan kebangkitan setelah kiamat,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah bagian iman yang utama?’ tanyanya. ‘Hijrah,’ jawab Rasul. ‘Apakah hijrah itu?’ tanyanya. ‘Kamu meninggalkan keburukan,’ jawab Rasul. ‘Manakah hijrah yang utama?’ tanyanya. ‘Jihad,’ jawab Rasul. ‘Apakah jihad itu?’ tanyanya. ‘Kamu memerangi orang kafir ketika menjumpai mereka di medan perang,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah jihad yang utama?’ tanyanya. ‘Orang yang kuda perangnya terjatuh dan dirinya terluka,’ jawab Rasul. ‘Lalu ada dua amal ibadah yang paling utama kecuali orang yang mengamalkan seperti keduanya, yaitu haji mabrur dan umrah mabrurah,’” (HR Ahmad, At-Thabarani, dan Al-Baihaqi) (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz II, halaman 71).

Adapun haji mabrur adalah haji tidak mengandung perbuatan maksiat. (Al-Mundziri, 1998 M/1418 H: II/69). Haji mabrur tidak mengandung perbuatan keji pada larangan ihram dan ucapan kotor.

Haji mabrur sebagaimana riwayat hadits berisi perbuatan baik seperti memberikan makan orang lain, berkata yang baik, dan menebarkan salam perdamaian. Lalu bagaimana dengan kriteria umrah mabrur atau umrah mabrurah? Tentu kriterianya tidak berbeda jauh dengan kriteria haji mabrur. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)

ADVERTISEMENT

Orang sering mendengar istilah “haji mabrur.” Haji mabrur merupakan amal paling utama yang memiliki ganjaran luar biasa istimewa. Keutamaan haji mabrur dapat ditemukan pada banyak hadits. Tetapi kita jarang mendengar umrah mabrur atau umrah mabrurah.

Kita jarang mendengar masyarakat mengucapkan doa kepada jamaah umrah, “Semoga menjadi umrah mabrur” atau “Semoga menjadi umrah mabrurah.”

Riwayat Bukhari dan Muslim merupakan salah satu dari hadits yang menyebutkan keutamaan haji mabrur. Riwayat berikut ini menempatkan haji mabrur pada tingkat ketiga sebagai amal yang utama dalam Islam.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ إِيمَانٌ بِاللهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ قِيلَ لَهُ ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ ثُمَّ حَجٌّ مَبْرُورٌ

Artinya: “Dari sahabat Abu Hurairah ra, ketika ditanya, ‘Apakah amal paling utama?’ Nabi Muhammad saw menjawab, ‘Iman kepada Allah dan rasul-Nya.’ ‘Lalu apa lagi?’ sahabat bertanya. ‘Jihad di jalan Allah,’ jawab Rasul. ‘Kemudian apalagi?’ sahabat bertanya. ‘Haji mabrur,’ jawab Rasul,” (HR Bukhari dan Muslim).

Riwayat Ibnu Hibban dari sahabat Abu Hurairah ra menyebutkan juga menempatkan haji mabrur pada urutan ketiga amal yang paling utama dalam Islam. Rasulullah saw bersabda pada riwayat tersebut, “Amal paling utama di sisi Allah adalah keimanan tanpa ragu, jihad tanpa ghulul, dan haji mabrur.”

Sahabat Abu Hurairah ra berkata, “Haji mabrur menghapus dosa setahun.”

Banyak lagi hadits yang menyebut istilah haji mabrur. Tetapi apakah ada istilah bagi “umrah mabrur” atau “umrah mabrurah.” Imam Al-Hafizh Zakiyyuddin Abdul Azhim bin Abdul Qawiy Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif mengutip hadits riwayat Ahmad yang menggunakan istilah “umrah mabrurah.”

عَنْ عَمْرِو بِنِ عَبْسَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ أَنْ يُسْلِمَ لِلَّهِ قَلْبُكَ، وَأَنْ يَسْلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِكَ وَيَدِكَ. قَالَ فَأَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْإِيمَانُ. قَالَ فَمَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ. قَالَ فَأَيُّ الْإِيمَانِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْهِجْرَةُ. قَالَ وَمَا الْهِجْرَةُ؟ قَالَ أَنْ تَهْجُرَ السُّوءَ. قَالَ فَأَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الْجِهَادُ. قَالَ وَمَا الْجِهَادُ؟ قَالَ أَنْ تُقَاتِلَ الْكُفَّارَ إِذَا لَقِيتَهُمْ. قَالَ فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ؟ قَالَ مَنْ عُوْقِرَ جَوَادُهُ وَأُهْرِيْقَ دَمُهُ. قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عَمَلَانِ هُمَا مِنْ أَفْضَلِ الْأَعْمَالِ إِلَّا مَنْ عَمِلَ بِمِثْلِهِمَا: حَجَّةٌ مَبْرُورَةٌ أَوْ عُمْرَةٌ مَبْرُورَةٌ رواه أحمد والطبراني والبيهقي

Artinya: “Dari Amr bin Absah ra, ia bercerita. Seseorang bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw, apakah Islam itu?’ ‘(Islam itu) kepasrahan hatimu kepada Allah dan keselamatan orang lain dari kejahatan mulut dan tanganmu,’ jawab Rasulullah saw. ‘Lalu manakah bagian Islam yang utama?’ ‘Iman,’ jawab Rasulullah. ‘Apakah iman itu?’ tanya orang tersebut. ‘Kamu mempercayai Allah, malaikat, kitab suci, para rasul, dan kebangkitan setelah kiamat,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah bagian iman yang utama?’ tanyanya. ‘Hijrah,’ jawab Rasul. ‘Apakah hijrah itu?’ tanyanya. ‘Kamu meninggalkan keburukan,’ jawab Rasul. ‘Manakah hijrah yang utama?’ tanyanya. ‘Jihad,’ jawab Rasul. ‘Apakah jihad itu?’ tanyanya. ‘Kamu memerangi orang kafir ketika menjumpai mereka di medan perang,’ jawab Rasul. ‘Lalu manakah jihad yang utama?’ tanyanya. ‘Orang yang kuda perangnya terjatuh dan dirinya terluka,’ jawab Rasul. ‘Lalu ada dua amal ibadah yang paling utama kecuali orang yang mengamalkan seperti keduanya, yaitu haji mabrur dan umrah mabrurah,’” (HR Ahmad, At-Thabarani, dan Al-Baihaqi) (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz II, halaman 71).

Adapun haji mabrur adalah haji tidak mengandung perbuatan maksiat. (Al-Mundziri, 1998 M/1418 H: II/69). Haji mabrur tidak mengandung perbuatan keji pada larangan ihram dan ucapan kotor.

Haji mabrur sebagaimana riwayat hadits berisi perbuatan baik seperti memberikan makan orang lain, berkata yang baik, dan menebarkan salam perdamaian. Lalu bagaimana dengan kriteria umrah mabrur atau umrah mabrurah? Tentu kriterianya tidak berbeda jauh dengan kriteria haji mabrur. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)

ShareTweetShareSend

Related Posts

masuknya-islam-ke-indonesia-islamkamil.com

Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia Menurut Mbah Maimoen

June 21, 2022
Bertemu Ridwan Kamil di Swiss, Menaker Ida Sampaikan Dukacita

Bertemu Ridwan Kamil di Swiss, Menaker Ida Sampaikan Dukacita

June 11, 2022
2 Layanan Bagi Jamaah Haji untuk Antisipasi Covid-19

2 Layanan Bagi Jamaah Haji untuk Antisipasi Covid-19

June 11, 2022
Jamaah Haji Mulai Bergerak dari Madinah ke Makkah Ahad Besok

Jamaah Haji Mulai Bergerak dari Madinah ke Makkah Ahad Besok

June 11, 2022
Next Post
2 Layanan Bagi Jamaah Haji untuk Antisipasi Covid-19

2 Layanan Bagi Jamaah Haji untuk Antisipasi Covid-19

Bertemu Ridwan Kamil di Swiss, Menaker Ida Sampaikan Dukacita

Bertemu Ridwan Kamil di Swiss, Menaker Ida Sampaikan Dukacita

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended Stories

Mau Masuk Raudhah? Berikut Cara Download Visa untuk Daftar Eatmarna

Mau Masuk Raudhah? Berikut Cara Download Visa untuk Daftar Eatmarna

June 9, 2022
Jamaah Haji Dapat Menu Rendang Hingga Nasi Kuning

Jamaah Haji Dapat Menu Rendang Hingga Nasi Kuning

June 15, 2022
Muhammadiyah Berikan Beasiswa Kuliah Bagi Warga Palestina

Muhammadiyah Berikan Beasiswa Kuliah Bagi Warga Palestina

July 16, 2022

Popular Stories

  • Meninggal Karena Tenggelam Apakah Mendapat Derajat Mati Syahid?

    Meninggal Karena Tenggelam Apakah Mendapat Derajat Mati Syahid?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ternak Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku Tidak Sah Dijadikan Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lihat Profil Lengkap Pondok Pesantren Mamba’us Sholihin Manyar Gresik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam MUI Gelar Rakornas, Multaqo dan FGD

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menabung Puluhan Tahun, Tukang Becak dan Istrinya Naik Haji

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Islamkamil

Islamkamil.com @2021

Navigate Site

  • Home
  • News
  • Diskusi

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Diskusi

Islamkamil.com @2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Go to mobile version